20080828142141

Israel saat ini hampir melipatgandakan area konstruksi perumahan warga Yahudi di teritori Palestina, dihitung sejak tahun lalu, dan menempatkan lebih banyak penghalang di jalan-jalan dan kawasan damai.

"Terlepas dari komitmen baru pemerintah Israel yang dibuat saat Annapolis Summit untuk menghentikan seluruh aktivitas perumahan, konstruksi tetap saja dilanjutkan dan kini luas pemukiman hampir dua kali lipat," kata kelompok Peace Now Israeli Ini seperti yang dilansir oleh IslamOnline.net, 26 Agustus lalu

Tidak ada pos penjagaan yang dipindahkan, malah banyak pos baru didirikan dan diperluas," kata mereka. Laporan yang masuk mencatatat jika di tahun-tahun terakhir, proses konstruksi justu diakselerasi untuk mengeleminasi Green Line (garis hijau) yang menandai perbatasaan saat ini antara pemukiman Tepi Barat dan Israel.

Mengutip dari data statistik pemerintah, organisasi pemantau pemerintah itu mengatakan jika bangunan perumahan tersebut sebenarnya sudah mencapai dua kali lipat di setengah tahun pertama 2008."Kementrian Perumahan telah mendirikan 433 unit selama Januari hingga Mei 2008, dibandingkan dengan hanya 240 unit selama periode yang sama di tahun 2007" ungkap salah satu anggota organisasi tesebut.

Bahkan saat ini sedikitnya 2.600 unit sudah masuk tahap konstruksi di Tepi Barat. 125 struktur, termasuk 30 rumah permanen telah dibangun di sekitar pos penjagaan--pemukiman beresiko tinggi sebab dianggap ilegal dibawah undang-undang Israel.

Bukan hanya itu, aktivitas tender pengembangan pemukiman di Tepi Barat juga meningkat lima kali lipat.
Saat ini ada lebih 164 kluster pemukiman di Tepi Barat, memakan lebih dari 40 % persen teritori Palestina. Organisasi pemantau pemerintah ini mengatakan pula jika pemukiman Yahudi juga hendak diluaskan hingga mencaplok kota suci Al Quds. "Di Timur Jerusalem, konstruksi meningkat sangat dramatis," ungkap Peace Now.

"Sebagai tambahan,untuk rencana pemasaran kedepan, tender-tender ribuan perumahan pun telah dipublikasikan," imbuh organisasi itu. Menurut mereka, komite perencanaan kota sudah mempromosikan rencana untuk ribuan unit baru.

"Jumlah tender di Timur Jerusalem telah meningkat 38 kali, bila dibandingkan pada tahun 2007 (dari 46 unit perumahan menjadi 1.761 unit)," kata Peace Now. Israel berhasil menguasai Al Quds setelah enam hari pertempuran di tahun 1967 dan menganeksasi kota tersebut, serta mendeklarasikan menjadi bagian luar dari Ibu kota, klaim yang hingga kini tidak pernah mendapat pengakuan PBB maupun negara-negara internasional

Kota suci ialah rumah bagi Al Haram Al Sharif, di mana didalamnya terdapat situs Islam tersakral ketiga, Masjid Al Aqsa sekaligus representasi inti dari konflik Arab-Israel. Palestina sendiri berkeras jika Al Quds akan menjadi Ibukota mereka di masa depan.

Grup advokasi Isreal tersebut memperingatkan jika konstruksi permukiman berlanjut, akan membunuh kemungkinan apapun dalam prospek perdamaian "Sangat terlihat jika pemerintah Israel mengulangi kesalahan di masa lalu. Di satu sisi menegosiasikan perjanjian damai dengan Palestina namun meneruskan pembangunan perumahan bersamaan," ujar Pece Now. "Proses konstruksi tersebut sangat merendahkan warga Palestina sebagai partner dan menciptakan fakta yang mungkin akan menghalangi kemungkinan perjanjian damai,"tegas organisasi tersebut.

Selama konferensi perdamaian alot di Annapolis, Israel telah berjanji untuk tidak mendirikan pemukam baru di kawasan Tepi Barat yang telah dihuni. Dalam perjanjian tersebut Tel Aviv juga setuju untuk menghentikan segala aktivitas konstruksi perumahan yang ternyata tidak pernah diwujudkan

Hasil publikasi temuan Peace Now bertepatan dengan kunjungan Sekretaris Negara, Amerika Serikat Condoleezza Rice, yang mendorong pembicaraan damai antara Israel dan Palestina."Saya pikir sudah tidak menjadi rahasia dan pun sudah saya sampaikan kepada relasi pejabat pemerintah di Israel, jika menurut saya aktivitas pemukiman sangat tidak membantu," ujar Rice setelah pertemuan dengan pejabat pemerintah di Tel Aviv

"Faktanya, apa yang kita butuhkan saat ini ialah langkah-langkah yang menumbuhkan sikap saling percaya antar pihak, dan apapun yang bersifat meruntuhkan kepercayaan harus dihindari," tegas Rice. [adm/ republika]

foto : Seorang Yahudi ultra ortodok melintas depan konstruksi perumahan di kawasan Tepi Barat, Beitar Illit-kawasan yang menjadi konsentrasi komunitas Yahudi ultra ortodok di selatan Jerusalem. (www.corbis.com)

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts