Sebuah surat kabar Mesir melansir penegasan yang disampaikan Da’i Islam terkenal di Mesir, Dr.Zaghlul el Najjar bahwa isteri seorang pendeta sebuah gereja di kabupaten El Baheera, sebelah utara Mesir telah dibunuh di salah satu biara yang merupakan cabang gereja di lembah Nethran, setelah sang isteri menolak untuk murtad dari Islam.

Korban tersebut bernama Wafa Konstantin. Ia menikah dengan pendeta gereja ‘Abu el Mathameer’ di kabupaten El Baheera tersebut. Ia memeluk Islam secara diam-diam selama dua tahun setelah menyaksikan program yang menampilkan Dr.Zaghlul El Najjar di televisi sebagai pembicara tentang mukjizat ilmiah al-Qur`an. Kemudian ia secara terang-terangan menyatakan keislamannya di mana ia telah hafal 17 juz al-Qur`an. Akan tetapi pemerintah Mesir malah menyerahkannya ke pihak gereja di mana ia dulu berafiliasi di akhir tahun 2004. Penyerahan itu pun tak luput dari campur tangan paus di biara lembah Nethran kala itu. Dan sejak itu, tidak lagi ditemui jejak wanita muallaf itu.

Kemudian, kejadian itu mendorong puluhan pengacara dan aktifis HAM Mesir menyampaikan pengaduan resmi ke pengadilan meminta diadakannya investigasi terhadap kasus menghilangnya Wafa Konstantin dari publik, dan juga dari suami dan keluarganya. Mereka juga menuntut agar diadakan pemeriksaan secara menyeluruh di biara lembah Nethran, baik dari segi kesehatan, keamanan, hukum, maupun keluarga untuk mengetahui nasib ornag-orang yang disekap di sana. Termasuk, apakah keberadaan mereka di sana karena kemauan sendiri atau ada unsur pemaksaan.?

Keterangan kala itu menyiratkan menghilangnya sejumlah ibu-ibu rumah tangga dan para pemudi kristiani yang telah masuk Islam di biara tersebut, salah satunya, Marie Abdullah Zaki, isteri Louis Nasr Aziz, seorang pendeta di kawasan ‘Pojok Merah.’ Isterinya tersebut telah menyatakan masuk Islam di hadapan Syaikhul Azhar. [adm/ alsofwah]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts