Sekitar 76 warga sipil Afghanistan gugur akibat serangan udara pasukan AS di wilayah barat Afghanistan. Pernyataan resmi Kementerian Afghanistan Jumat (22/8) menyebutkan di antara korban yang gugur adalah anak-anak dan kaum perempuan.

"76 orang, semuanya warga sipil dan kebanyakan dari mereka perempuan dan anak-anak menjadi martir akibat operasi militer yang dilakukan oleh pasukan koalisi pimpinan AS di distrik Shindan, Provinis Herat, " demikian pernyataan Kementerian Dalam Negeri Afghanistan.

Rincian korban meninggal, menurut keterangan itu, terdiri dari tujuh orang laki-laki, 19 perempuan dan sisanya adalah anak-anak di bawah usia 15 tahun. Kantor gubernur dan kepolisin Herat menyatakan, melihat jumlah korban, serangan ini merupakan serangan pasukan koalisi yang paling banyak menimbulkan korban dari kalangan masyarakat sipil sejak invasi AS dan sekitunya ke Afghanistan tahun 2001 lalu.

Militer AS membenarkan bahwa pasukannya melakukan serangan itu, tapi mengklaim yang mereka bunuh adalah 30 orang yang dicurigai sebagai kelompok pejuang Taliban. Juru Bicara militer AS mengaku tidak tahu menahu bahwa sebagian besar korban adalah warga sipil.

"Kami berpegang pada laporan-laporan, catatan dan apa yang kami tahu. Saya tidak bisa mengerti mengapa kementerian dalam negeri (Afghanistan) bisa-bisanya memberikan keterangan berbeda, " kata Jubir militer AS Letnan Kolonel Rumi Nielson-Green.

Melihat rakyatnya sering menjadi korban serangan brutal pasukan koalisi, pemerintahan Aghanistan hanya mampu melontarkan kritik. Pada bulan Juli, serangan udara AS menewaskan 47 warga sipil, 39 di antaranya kaum perempuan dan anak-anak yang sedang melakukan perjalanan untuk menghadiri acara perkawinan. Mempelai perempuan menjadi salah satu korban tewas dalam serangan itu.

Pada tahun 2007, Hamid Karzai, presiden Afghanistan pilihan AS mengatakan, warga sipil tak berdosa kerap menjadi korban operasi militer pasukan koalisi karena pihak koalisi sering mengabaikan laporan dan masukkan dari intelejen Afghanistan. "Anda tidak melawan seorang teroris dengan menembak target yang jauhnya 37 kilometer. Tembakan itu sudah jelas akan menimbulkan korban di kalangan masyarakat sipil, " kata Karzai.

Menurut perhitungan PBB, dalam enam bulan pertama sepanjang tahun 2008, sekitar 698 warga sipil Afghanistan menjadi korban dalam berbagai insiden kekerasan. Dari jumlah itu, 255 orang di antaranya terbunuh oleh serangan pasukan internasional dan pasukan militer Afghanistan sendiri. [mrh/ eramusim]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts