Mujahidin Taliban, yang pernah diejek sebagai rakyat jelata yang tidak pantas bertanding dengan pasukan kafir AS, kini menjelma menjadi pasukan yang kuat.
101 tentara kafir AS, telah terbunuh di Afghanistan pada tahun ini. Sebuah arsip milik militer AS memperlihatkan jumlah kematian tentara AS tahun lalu sebanyak 111, nampaknya tahun ini akan melebihi angka tersebut.

Petinggi-petinggi militer AS, Presiden-presiden di Eropa, dan para analis menyatakan ada kepalsuan informasi di wilayah Timur Afghanistan yang berdekatan dengan Pakistan, dimana para mujahidin menjadikan tempat tersebut sebagai benteng kekuatan. Perekrutan pejuang, serangan-serangan dan bom ranjau yang semakin canggih, terus meningkat. Peperangan di Afghanistan akan terus berlanjut.

“AS kini gagal berperang melawan Taliban,” ujar Anthony Cordesman dari Washington seperti yang dilansir oleh Associated Press.

Cordesman menuntut AS untuk memperlakukan wilayah Pakistan sebagai zona pertempuran jika Pakistan tidak melakukan tindakan apapun. “Pakistan bisa dibilang salah satu sekutu AS, tetapi disanalah tempat yang efektif untuk membuat strategi-strategi pertempuran yang mengancam AS,” lanjut Cordesman.

Gelombang bantuan yang masuk dari Chechen, Turki, Uzbekistan dan mujahidin-mujahidin Arab menjadikan militer Taliban meningkat pesat. Terlihat pada minggu lalu, 100 mujahidin berhasil menewaskan 10 tentara kafir Perancis dan pada bulan lalu 200 mujahidin berhasil menewaskan 9 tentara kafir AS.

Perdana Menteri Inggris, Gordon Brown saat mengunjungi Kabul minggu lalu mengatakan ia mengetahui bahwa sesuatu harus dilakukan oleh pemerintah Pakistan. Presiden Perancis, Nicholas Sarkozy memperingatkan “Para militant sedang menang”.

Kini, hubungan antara AS dan pemerintahan Afghanistan sedang rumit. Pemerintah Afghanistan mengkritik AS atas operasi militer AS di Herat yang membunuh 90 warganegara Afghanistan. [mrh/ arrahmah]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts