Kabul - Empat orang sipil Afghanistan tewas dalam serangan Taliban terhadap sebuah pangkalan NATO di wilayah timur negara itu, sementara dalam insiden lain pasukan NATO menembak mati seorang warga sipil di wilayah selatan, kata sejumlah pejabat, Jumat.

Taliban menembakkan sejumlah roket ke pangkalan NATO di distrik Zirok di provinsi Paktika, Afghanistan tenggara, Jumat, kata aliansi itu dalam sebuah pernyataan.

Roket-roket gerilyawan mendarat di sebuah pangkalan dimana anak-anak dan wanita setempat sedang bekerja, kata pernyatan itu, yang menambahkan bahwa serangan itu menewaskan empat orang, termasuk seorang anak.

Sejumlah warga sipil juga cedera dalam serangan tersebut dan dirawat oleh pasukan NATO, katanya, dengan menambahkan bahwa pasukan itu membalas dengan tembakan artileri. Tidak disebutkan apakah serangan balasan itu menimbulkan korban di pihak Taliban.

Dalam insiden lain pada Kamis malam di dekat kota Kandahar, pasukan aliansi itu melepaskan tembakan ke arah sebuah truk yang mendekati konvoi NATO dalam arah berlawanan, kata pasukan itu dalam sebuah pernyataan terpisah.

"Kendaraan itu tidak menanggapi sinyal peringatan lampu pijar dan klakson dan tidak berhenti," kata pernyataan itu. "Satu tembakan peringatan dilepaskan. Kendaraan itu tetap tidak berhenti. Dua tembakan berikutnya dilepaskan secara langsung ke kendaraan itu, menewaskan satu warga sipil."

Pernyataan itu mengatakan, insiden tersebut kini masih diselidiki.

Korban-korban sipil yang tewas di tangan pasukan asing telah menjadi masalah sensitif dan membuat tegang hubungan antara pemerintah Afghanistan dan pasukan asing.

Peristiwa itu terjadi sehari setelah prajurit-prajurit Australia yang tergabung dalam Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO membunuh seorang gubernur di provijsi Uruzgan, Afghanistan selatan, dan dua pengawalnya setelah mereka salah menduga orang-orang itu sebagai gerilyawan Taliban.

Hampir 1.500 warga sipil termasuk diantara lebih dari 4.000 orang yang tewas dalam konflik Afghanistsan sepanjang tahun ini.

Puluhan ribu prajurit koalisi pimpinan AS dan pasukan ISAF pimpinan NATO berada di Afghanistan untuk membantu pemerintah Presiden Hamid Karzai memerangi Taliban dan sekutu mereka.

Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden, yang bertanggung jawab atas serangan-serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.

Peningkatan jumlah korban akibat kekerasan yang dilakukan Taliban di Afghanistan telah membuat sejumlah negara berencana melakukan pengurangan atau penarikan pasukan yang tergabung dalam ISAF pimpinan NATO, demikian dpa.[adm/antara]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts