Pejalar Muslim di Kamboja diizinkan untuk memakai pakaian Muslim, termasuk jilbab, pada tahun ajaran baru yang dimulai Oktober nanti

"Sekalipun para siswa diminta memakai atasan putih dan celana panjang biru saat pergi ke sekolah, para siswa Muslim di Kamboja juga boleh memakai seragam tradisional ke sekolah karena kami terbuka bagi siswa yang meyakini agama yang berbeda," ujar Wakil Menteri Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, Chey Chap.

Dua bulan lalu, PM Hun Sen berjanji akan mengizinkan siswa Muslim untuk memakai pakaian bernuansa Islam ke sekolah. Keputusan ini berlaku efektif pada tahun ajaran baru sekolah yang dimulai Oktober nanti.

Sebelumnya, para siswa Muslim, baik laki-laki maupun perempuan, harus memakai seragam sekolah standar yang ditetapkan sekolah, biasanya terdiri atas kemeja dan sepasang celana panjang. Kebijakan ini memaksa banyak siswa Muslim, terutama anak perempuan, tidak mengikuti sekolah. Namun ada pula beberapa sekolah yang membolehkan para siswi Muslim berjilbab.

"Pada saat ini, para siswa Muslim Khmer tidak memakai pakaian tradisional di sekolah, tapi mereka masih memakai kerudung yang dipakai menutupi rambut," ujar Dy Tep Kosal, direktur SMP Chea Sim Cham Reun Roth, dimana siswa Muslim mencapai hampir 40 persen. Jilbab adalah kewajiban bagi wanita Muslim.

Keputusan pemerintah ini disambut gembira masyarakat Muslim Kamboja. "Ini menunjukkan bahwa pemerintah tidak ingin mendiskriminasi siswa Muslim dan ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa ada banyak murid Muslim Khmer di dalam sistem pendidikan," kata Zakaryya Adam, sekretaris negara di Kementerian Kebudayaan dan Agama.

Abdulhalim Kasim, seorang mahasiswa Muslim di Norton University, menilai keputusan itu keluar pada waktu yang tepat untuk para siswi Muslim.[adm/hidayatullah]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts