Kuala Lumpur - Wartawan sekaligus pejuang kemerdekaan Malaysia Abdul Samad Ismail, (84 tahun), meninggal dunia, Kamis sekitar pukul 5.58 petang di Pusat Perubatan Pantai, Kuala Lumpur setelah menghadapi penyakit paru-paru sejak akhir Agustus 2008.

Pak Samad, panggilan akrab beliau, masuk ke rumah sakit 24 Agustus 2008 karena mengalami sesak napas. PM Malaysia Abdullah Badawi dan menteri penerangan Shabery Cheek sempat menjenguk beliau di rumah sakit, Senin (1/9), demikian media massa Malaysia, Kamis malam.

Anak kelahiran Geylang Singapura, 18 April 1924, ini meninggalkan seorang istri (kedua) Habibah Hamid dan 10 orang anak termasuk blogger dan bekas wartawan Nuraina dan Maria. Isteri pertamanya Hamidah Hassan meninggal dunia pada 2 Juni 1990.

Karir wartawan Pak Samad dirintis sejak usia 16 tahun sebagai wartawan Utusan Melayu tahun 1940. Dirinya sendiri melekat pada sejarah pers Malaysia. Ia juga merupakan salah satu rombongan/delegasi negara ke London tahun 1956 untuk merundingkan kemerdekaan Malaysia.

Pemerintah Inggris pernah menangkap dua kali Pak Samad di Singapura dan dipenjarakan di pulau Sekinchan karena dituduh melakukan penghasutan dan konflik antar ras.

Tapi ketika Malaysia merdeka, ia juga ditahan pada tahun 1976 era PM Malaysia Hussein Onn di bawah UU Keselamatan Dalam Negeri (ISA) hingga tahun 1981 ketika era PM Malaysia Mahathir Mohamad. PM Hussein Onn menahan dia karena dituduh bersimpati pada gerakan komunis.

Sebagai warga Malaysia yang dilahirkan di Singapura, Abdul Samad juga merupakan salah seorang pendiri Partai Tindakan Rakyat (PAP) di Singapura tahun 1954, tapi partai politik ini (PAP) kemudian memisahkan Singapura dari Malaysia.

Ia juga banyak berperan dalam membantu kemerdekaan Indonesia dan menyelesaikan konfrontasi Indonesia-Malaysia. [adm/ antara]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts