Nairobi - Pemimpin transisi Somalia pada hari Ahad 26 Oktober 2008, membuat keputusan penting dalam rangka mencapai perdamaian, menyetujui untuk menerima pejuang Somalia dan menarik mundur tentara Ethiopia, yang dianggap tentara paling kuat di negara itu.

Persetujuan ini bisa menjadi langkah penting untuk mengakhiri kekerasan di Somalia. Dalam dokumen yang ditandatangani di negara tetangga Djibouti, pemerintah transisi Somalia menyetujui polisi untuk bergabung dengan pejuang Mujahidin. Sama pentingnya, pemerintah akan merelokasi tentara Ethiopia mulai 21 November, untuk keluar dari kota-kota di Somalia terutama Mogadishu yang telah memanas beberapa waktu.

Rakyat Somalia sudah lama tidak setuju dengan adanya tentara Ethiopia di negri mereka dan menuntut untuk segera mamindahkan tentara Ethiopia dari Somalia. Salah satu kelompok pejuang, Aliansi Pembebasan Kembali Somalia setuju dan menghormati gencatan senjata dan akan menghentikan perang gerilya.

Namun, kelompok Mujahidin terbesar di Somalia dan paling ditakuti tentara Ethiopia, As Shabab menolak pembicaraan damai tersebut dan memutuskan utnuk terus berjihad. As Shabab adalah tentara multiklan dan berkomitmen untuk terus berjihad dengan segala cara, mereka menggunakan bom Syahid, pembunuhan-pembunuhan tentara Ethiopia dan pendukungnya dan mempunyai senjata teknologi tinggi. Mereka hanya ingin mewujudkan negara Islam Somalia yang menerapkan hukum Islam. Amerika menuduh kelompok As Shabab sebagai organisasi teroris. [adm/muslimdaily]Rata Penuh

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts