Keluarga Amrozi dan Mukhlas khawatir eksekusi terhadap Amrozi dan Muklas dilakukan secara diam-diam. Kekhawatiran ini muncul sejak pihak Tim Pembela Muslim (TPM) dan keluarga ketiga terpidana mati tertahan ketika mau menjenguk, sejak pukul 08.00 WIB hingga 15.00 WIB, pada Senin 3 November 2008. Karena tak mendapat kejelasan, pertemuan tersebut akhirnya batal.

"Keluarga hanya bisa berkomunikasi melalui surat, itupun setelah ditunggu hingga malam tetap masih belum ada balasan," kata Fahmi Bachmid, salah satu anggota TPM.

Dugaan itu muncul setelah mereka ditolak ketika memasuki Nusa Kambangan. Selanjutnya, dua utusan keluarga Amrozi yakni Ali Fauzi (Adik kandung Amrozi) dan Sumarno (Keponakan Amrozi) tiba ke Tenggulun sekitar pukul 05.45 Selasa pagi . Setelah itu, keduanya langsung menemui Ustadz Jafar dan menceritakan segala kekecewaannya.

Karena kekhawatiran takut dikecewakan pemerintah, keluarga Amrozi akan mengirimkan perwakilan ke kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Kamis (6/11). Selain melapor masalah kejelasan tanggal eksekusi, mereka hendak melaporkan kesulitan menjenguk Amrozi dan Mukhlas.

Dugaan lain adalah, kini di Dermaga Wijayapura Cilacap, Kamis (6/11), tidak tampak aktivitas truk-truk pengangkut batu maupun pekerja proyek yang menyeberang ke Pulau Nusakambangan. Penghentian proyek pembangunan tersebut diberlakukan sejak Kamis ini hingga pelaksanaan eksekusi mati trio Bom Bali I rampung.

Proyek yang dihentikan antara lain renovasi bangunan sejumlah LP seperti LP Batu dan dan LP Kembangkuning serta pembangunan perumahan pegawai di sekitar LP Pasir Putih. [adm/warnaislam]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts