Pakistan makin mengintensifkan operasi militernya ke wilayah-wilayah yang disebut-sebut menjadi basis Taliban di negeri itu. Di satu sisi, Pakistan memprotes tindakan pasukan AS yang dengan sewenang-wenang melakukan serangan terhadap Taliban di wilayah Pakistan. Di sisi lain, Pakistan ikut-ikutan melancarkan "perang" terhadap Taliban seperti yang dilakukan AS.

Dengan menggunakan tank-tank, senjata artileri dan serangan udara, militer Pakistan masuk ke desa-desa di kawasan pedalaman negeri itu yang berbatasan langsung dengan Afghanistan, untuk mengusir Taliban dari tempat-tempat persembunyiannya. Wilayah Bajour, Mohmand, Loi Sam dan Peshawar, ibukota Provinsi Perbatasan Barat Laut (NWFP) kerap menjadi sasaran operasi militer Pakistan melawan Taliban.

Begitu militer Pakistan berhasil menguasai sebuah desa atau kota, mereka mengerahkan buldoser untuk meratakan rumah-rumah agar tidak dijadikan tempat persembunyian Taliban. Namun Kepala Angkatan Bersenjata Pakistan Mayor Jenderal Athar Abbas mengatakan, operasi-operasi militer yang mereka lakukan, tidak membuat Taliban takut untuk melakukan tindakan balasan.

Dibawah serangan intensif pasukan AS dan Pakistan, Taliban lari ke pedalaman yang kemudian menjadi area konflik baru. Di Khyber Pass dekat perbatasan Afghanistan misalnya, Taliban berhasil menyandera dan membakar truk-truk yang membawa barang-barang kebutuhan dan amunisi untuk pasukan NATO dan militer Afghanistan.

Taliban menyebarluaskan 'kemenangannya' lewat rekaman video. Peristiwa itu juga menyebabkan kiriman barang-barang kebutuhan Nato di Afghanistan yang melalui perbatasan Afghanistan dihentikan sementara.

Untuk membalas perlakuan pasukan AS dan Pakistan, Taliban juga meningkatkan serangannya terhadap warga negara asing, terutama di kawasan NWFP. Seorang diplomat AS berhasil lolos dari serangan Taliban karena mobilnya kedap peluru, tapi seorang pekerja kemanusiaan AS tewas dalam serangan kedua.

Taliban juga menculik diplomat Iran dan Afghanistan dan sejumlah wartawan asing menjadi target tembakan Taliban.

Taliban Bukan Musuh Sembarangan

Pakistan dan AS mengakui bahwa serangan-serangan mereka tidak membuat Taliban menjadi lemah, bahkan bertambah kuat. Pakistan mengerahkan aparat kepolisiannya untuk meningkatkan keamanan di kota-kota, membangun pos-pos keamanan dan mengintensifkan patroli.

"Saya pikir, para militan itu memiliki persenjataan yang lebih baik. Mereka punya senjata peluncur roket, sedangkan kita tidak punya apa-apa," kata Jenderal Malik Naveed Khan, kepala polisi NWFP.

"Kita juga tidak punya helikopter, tidak ada mobilitas udara, yang dibutuhkan dalam situasi perang seperti saat ini," ujarnya.

Sementara taktik yang dijalankan sudah jelas. "Mereka ingin menimbulkan ketidakstabilan keamanan di pusat-pusat kota, agar mereka bisa menekan pemerintah untuk melakukan konsensi dengan wilayah-wilayah pedalaman," sambung Jenderal Khan.

Taliban, masih kata Khan, ingin membuka lebih banyak front untuk merongrong aparat penegak hukum Pakistan. Agenda Taliban adalah menimbulkan berbagai persoalan bagi pemerintah untuk mengetahui sejauh mana komitmen pemerintah serta menghentikan perang melawan teror yang dilancarkan pemerintah Pakistan.

Perang Pakistan melawan Taliban nampaknya masih panjang. Tapi seperti pasukan Nato di Afghanistan, pasukan Pakistan harus mengakui bahwa Taliban bukanlah musuh yang gampang disudutkan, bahkan dikalahkan. [adm/eramuslim]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts