Truk pengangkut buah-buahan kesulitan masuk ke Gaza karena penutupan perbatasan oleh pasukan Israel/AP

Palestina - Pemerintah Israel belum akan mengubah kebijakannya menutup seluruh akses menuju Jalur Gaza. Sebanyak 1,5 juta penduduknya kelaparan karena pasokan bahan pangan terhambat.

"Keputusan ini diambil Menteri Pertahanan Ehud Barak karena pejuang Palestina masih menembakkan roket-roketnya ke selatan Israel," ungkap Peter Lerner, seorang yang menangani masalah perbatasab Israel-Palestina seperti dikutip AFP, Selasa (18/11/2008).

Senin kemarin sebanyak 6 roket ditembakkan dari Jalur Gaza dan mendarat di kawasan padang pasir Negev, selatan Israel. Kepolisian setempat menyatakan, tak ada laporan korban jiwa terkait serangan tersebut.

Serangan tersebut dilancarkan Hamas sebagai reaksi atas dikhianatinya perjanjian gencatan senjata antara Hamas dan Israel. Israel menembakkan misil ke kawasan Tepi Barat sejak awal November lalu.

PBB mengkhawatirkan, akibat penutupan perbatasab tersebut, sebanyak 1,5 juta penduduk di Jalur Gaza tidak mendapatkan pasokan makanan, termasuk susu untuk bayi. "Kami sudah mendistribusikan makanan dalam jumlah yang sangat kecil, Senin kemarin," kata Chriss Gunness juru bicara badan PBB UNRWA.

Setelah mendapat tekanan dari lembaga kemanusiaan internasional, pekan lalu, Israel mengizinkan truk pengangkut bahan bakar industri menyeberang ke Jalur Gaza. Ini penting karena bahan bakar digunakan untuk pembangkit listrik. Pada Senin kemarin, Israel kembali mengizinkan 33 truk mengangkut bahan pokok masuk Gaza. Namun jumlah tersebut masih belum memadai.

Bahkan pihak UNRWA menyatakan, pasukan Israel sempat menyita bahan makanan senilai ribuan dolar setelah mereka melakukan pemeriksaan. Gunness menyatakan, bahan makanan tersebut hanya bisa bertahan untuk beberapa hari.

Hamas mengambil alih kontrol di Jalur Gaza sejak Juni 2007 dari kelompok Fatah yang dipimpin presiden Mahmud Abbas. [adm/okezone]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts