Stasiun TV Phoenix yang ditrasformasikan dari Hongkong menayangkan secara langsung wawancara berjudul “dan seorang saksi memberikan kesaksiannya” (seperti mengutip bunyi surat Yusuf:26-red) terhadap Rabi YAHUDI garis keras, Eerool Louis dari kelompok YAHUDI yang menantang Zionisme bersama Neil Kaffuo dari stasiun TV Amerika “Fox News.” Dalam wawancara itu, Rabi itu mengatakan secara blak-blakan, “Wajib menyatakan bahwa tidak ada yang namanya negara ISRAEL!”
Is
Dalam prolog program tersebut, Phoenix mengatakan, “Wawancara ini mendapatkan perhatian yang belum pernah terjadi sebelumnya secara internasional. Bahkan disebut sebagai wawancara televisi paling penting dalam sejarah. Wawancara juga menimbulkan polemik dan perdebatan yang belum pernah terjadi sebelumnya di mana khususnya, secara jelas dan dengan kalimat yang blak-blakan menilai bodoh kedustaan ala setan yang telah menipu para pemilik niat yang baik tentang dunia dan berhasil meyakinkan mereka untuk mendukung sesuatu yang jahat dan amat dibenci bernama negara YAHUDI.”

Rabi Eerool Louis mengatakan, “ISRAEL telah merusak semua orang, baik itu bangsa YAHUDI sendiri maupun non YAHUDI. Pandangan ini telah disepakati sepanjang satu abad yang lalu alias sejak berdirinya gerakan ZIONIS yang menciptakan konsep atau ide mengubah agama YAHUDI dari agama rohani kepada sesuatu yang bersifat materil-nasionalis demi untuk mendapatkan sebongkah tanah. Semua rujukan mengakatan, perkara ini bertentangan dengan seruan agama YAHUDI, yaitu hal yang diharamkan secara pasti di dalam taurat karena kami ini dibuang atas perintah Allah.” Demikian seperti yang diklaimnya.

Ketika sang Rabi ditanya, “Apa yang mencegah kalian mendapatkan negeri sendiri? Apa yang mencegah kalian memiliki pemerintahan.?” Ia menjawab dengan mantap, “Kami wajib tidak memiliki negara. Kami wajib hidup di tengah seluruh bangsa sebagaimana sejak lebih dari dua ribu tahun lalu dilakukan bangsa Yahudi sebagai penduduk yang menyembah Allah.”

Rabi itu melanjutkan pernyataaannya; sesuatu yang berbeda 180 derajat dari apa yang diyakini banyak orang, “Perang yang terjadi melawan bangsa Palestina ini secara khusus, atau melawan bangsa Arab secara umum bukanlah karena motivasi agama. Dulu, kami biasa hidup di tengah masyarakat muslim dan arab tanpa ada masalah, dan tanpa perlu pengawasan dari PBB terkait HAM.”

Ketika menjawab pertanyaan lain tentang “apakah kehidupan bangsa YAHUDI sebelum berdirinya negara ISRAEL YAHUDI lebih baik.?” Sang Rabi menjawab, “Benar. Kehidupan kami lebih baik 100%. Di Palestina, kami mendapatkan kesaksian dari komunitas YAHUDI yang tinggal di sana dan komunitas lainnya di beberapa tempat di dunia bahwa mereka dulu hidup harmonis. Mereka menegaskan hal itu melalui kesaksian-kesaksian yang valid dan telah diserahkan kepada PBB, di antaranya piagam yang dinyatakan oleh tokoh senior Rabi YAHUDI di Quds, ‘Kami tidak menginginkan negara YAHUDI.’ Hanya saja, PBB tidak mempedulikan tuntutan kami ketika mengambil keputusan berdirinya ISRAEL.”

Dan ketika menjawab pertanyaan mengenai pandangan bangsa YAHUDI tradisionil terhadap masalah negara ini.? Sang Rabi YAHUDI Orthodoks itu mengatakan, “Pandangan mayoritas di kalangan bangsa YAHUDI bahwa kami tidak wajib memiliki negara.!!” [adm/alsofwah]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts