ImageKetua Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas), Khaled Meshal menyebut upaya untuk mengakhiri blokade di Jalur Gaza dan pembukaan kembali jalur penyeberangan Rafah sebagai medan perang mendatang

Kelompok pejuang dengan Rezim Zionis Israel pasca kekalahan rezim ini dalam perang tak seimbang 23 hari di Gaza. Meshal dalam pidatonya yang disiarkan langsung oleh Televisi Al-Alam kemarin malam (Rabu 21/1) mengatakan,

Israel selama aksi brutalnya ke Gaza yang mendapat dukungan penuh AS dan Eropa benar-benar mengalami kekalahan yang memalukan dari rakyat Palestina. Ditambahkannya, ini adalah perang pertama bagi bangsa Palestina yang mendapat kemenangan sebenarnya dari Israel dan hasil besar untuk mencapai kemerdekaan.

Kepala Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam Hamas Khaled Misy’al menegaskan apa yang terjadi di Jalur Gaza adalah “awal perang hakiki dan besar yang dimenangkap rakyat kami di lapangan. Untuk itu pertempuran Gaza adalah titik perubahan dalam konflik dengan Zionis Israel.”

Hal tersebut disampaikan Misy’al dalam pidato televisi, Rabu (21/01) malam. Dia menegaskan, “Pertempuran ini menjadi asas bagi strategi sungguh-sungguh dan aktif untuk pembebasan dimulai dari Palestina dan membentang dengan dukungan umat di seluruh tempat. Dan benar, ini dalam perang pembeda antara yang hak dan yang batil, sebagaimana dinamakan oleh para pejuang perlawanan Palestina. Pembeda antara perlawanan dan kompromi, antara sebelum dan sesudah agresi.”

Dia menambahkan, “Pertempura Gaza adalah awal kemenangan hakiki dan mendekatkan kemenangan yang akan datang dan target yang akan datang.” Dia menegaskan pembebasan Palestina “tidak hanya sekadar mimpi, namun realita yang kita lihat. Pertempuran Gaza telah mengangkat kita ke atas dan kita melihat kemenangan akan datang, isya Allah.”

Misy’al kembali menegaskan, ini adalah kemenangan Gaza, perlawanan dan rakyat Palestina sekaligus kegagalan musuh. Kemenangan perlawanan di Gaza terjadi lebih besar dan lebih jelas dari klaim-klaim musuh dan keraguan orang-orang yang bersekongkol dalam agresi ini. “Tidakkah cukup bahwa target-target musuh belum terealisasi. Penjajah telah gagal di medan pertempuran sebagaimana telah gagal dalam politik. Maka setelah 3 pekan, mereka terpaksa menghentikan serangan dan penarikan sepihak tanpa ada kesepakatan atau syarat apapun yang menjadi komitmen perlawanan.”

Tidak lupa Misy’al mengingatkan keberhasilan perlawanan Palestina dalam menawan sejumlah serdadu Israel selama agresi di Gaza. “Kami akan kembali berupaya menawan serdadu Israel lagi untuk pembebasan para tahanan Palestina,” ungkap Misy’al.

Pemimpin Palestina ini menegaskan bahwa setelah kemenangan pertempuran di Jalur Gaza, maka masih tersisa dua pertempuran lagi. Yang pertama adalah pertempuran pembebasan blockade dan yang kedua adalan pertempuran pembukaan pelintasan, khususnya gerbang perlintasan Rafah yang merupakan pintu ke dunia luar bagi rakyat

Palestina dan urat nadi kehidupan mereka. Karenanya hal itu menjadi prioritas. “Kami minta kepada umat dan bukan dari musuh untuk membuka pelintasan, meskipun ini adalah hak kami, karena musuh telah menduduki tanah kami,” tegasnya. Misy’al yakin dua pertempuran ini akan dimenangkan.

Terkait dengan pembangunan Jalur Gaza, Misy’al menegaskan bahwa Hamas dan Pemerintah Palestina yang dipimpin Ismail Haniyah akan menanggung seluruh tanggung jawab kepada warga Jalur Gaza. “Kami akan menanggung seluruh tanggung jawab penuh. Kami akan mengobatan semua yang terluka dan mengganti apa yang kami bisa.”

Hamas dan pemerintah Haniyah sudah mulai bekerja demi merealisasikan proyek pembangunan, penampungan, penggantian dan pengobatan korban luka. Dia mengatakan, “Kami sudah menghubungan beberapa Negara dan mengungjungi sebagiannya sekaligus melakukan koordinasi, untuk memberikan solusi bagi warga Gaza.”

Ada dua hal yang sangat prioritas dalam masalah ini, tegas Misy’al. Yang pertama adalah santunan keluarga korban, baik yang meninggal maupun yang terluka. Serta keluarga-keluarga yang eksodos karena kehilangan rumah. Rincianya diserahkan kepada pemerintah Haniyah. Selain itu juga pengobatan korban yang terluka. Hal yang kedua adalah program pembangunan. Dalam akan diberikan penggantian apa yang hilang dan dibangun apa yang sudah dihancurkan Israel.

Untuk itu, Misy’al menyerukan kepada Negara-negara dan lembaga-lembaga Arab, Islam dan internasional yang sudah memutuskan memberikan bantuan ratusan juta dolar untuk merekonstruksi Jalur Gaza. Namun dia mengingatkan agar tidak memberikan dana ini kepada tangan-tangan yang salah (rusak). Ada dua cara, diserahkan kepada pemerintah yang dipimpin Ismail Haniyah yang memiliki tangan bersih dalam melayani rakyat dan bisa diawasan langsung oleh Negara pemberi dana. Atau kepada pihak-pihak yang dianggap memiliki komitmen memberikan pelayanan kepada rakyat Palestina dan langsung diawasi oleh pemberi bantuan. Misy’al mengatakan, “Semua orang Palestina tidak mau dana ini jatuh ke tangan orang-orang yang rusak, anda semua tahu yang sebenarnya.” [adm/sabili]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts