Kementrian Luar Negeri Turki menolak kedatangan Menlu Israel Tzipi Livni yang rencananya mengunjungi Ankara

Sebagaimana dilansir harian Turki Hurriyet (9/12), sumber Kemenlu Turki menyatakan Ankara menolak tegas kunjungan Livni yang akan membahas sikap diplomatik Turki yang "mulai garang" terkait livniserangan Israel atas Gaza.

"Jika itu maksud kedatangan Livni, lebih baik ia tidak usah datang," ungkap sumber tersebut.

Sebelumnya, ratusan anggota parlemen Turki yang menjadi anggota Organisasi Persahabatan Turki-Israel (Jam'iyyah al-Shadaqah al-Israiliyyah at-Turkiyyah) menyatakan pengunduran diri mereka. Dari 305 jumlah anggota tersebut, tercatat sebanyak 300 yang mengundurkan diri.

Mereka mengundurkan diri sebagai sikap protes atas serangan brutal Israel yang memporakporandakan Gaza. Pengunduran diri para anggota paelemen Turki ini juga tercatat sebagai salah satu peristiwa politis yang paling dramatis sekaligius terbesar semenjak berdirinya Republik Turki pada 1924 M.

Kabar tersebut juga dibenarkan oleh harian terkemuka Israel Haarets (9/12). Harian berbahasa Ibrani itu mengutip pernyataan Kemenlu Turki tersebut. "Jika Livni datang ke Ankara dan hendak berbicara selain penghentian serangan negerinya atas Gaza, maka sebaiknya ia tak usah kemari!" kutip Haaretz.

Haaretz juga menyatakan, bahwa sikap tegas yang diambil Ankara adalah "hari-hari terakhir bulan madu antara Turki dan Israel yang sudfah terajut lebih dari 60 tahun."

Beberapa hari sebelumnya, PM Turki Recep Tayyep Erdogan telah menelpon PM Israel Ehud Olmert untuk segera menghentikan serangan negerinya atas Gaza. Namun, seruan Erdogan tersebut tak diindahkan oleh Olmert.

Dalam wawancaranya dengan televisi Aljazeera di Qatar pada Ahad (4/1) kemarin, Erdogan, dengan nada marah mengatakan bahwa sikap Israel adalah "bentuk penghinaan atas hubungan Israel-Turki. Dan Turki pun bisa mengambil sikap yang lebih tegas!"

Pernyataan Erdogan langsung mendapat reaksi beragam dari Israel. Harian Isarel berbahasa Inggris Jerusalem Post (5/1) kemarin menyatakan, jika "Turki sudah tidak lagi menjadi sekutu dan mitra tua kita. Turki tampaknya mulai merapat ke Iran dan Hizbullah."

Gertakan Turki terbukti mampu membuat Israel "ketar ketir". Sayangnya, negara-negara Arab justru masih bersikap setengah hati terkait derita yang dialami saudara kandung mereka di Gaza. [adm/hidayatullah]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts