Di sela-sela konferensi alumnus Al-Azhar yang digelar di Masjid Al-Azhar, Kairo, Mesir, oleh Organisasi Internasional Alumnus Al-Azhar (ar-Rabithah al-Alamiyyah li Khirrij al-Azhar) pada Rabu (7/1) malam kemarin, beberapa simpatisan yang beragama Yahudi non-Zionis secara khusus memanjatkan do'a untuk para korban agresi brutal Israel di Gaza.

Jakub Bandar, seorang sutradara Yahudi berkewarganegaraan Amerika yang turut hadir dalam konferensi tersebut menyatakan, jika apa yang dilakukan oleh Israel bertentangan dengan ajaran-ajaran kemuliaan Yahweh yang diturunkan kepada Nabi Musa.

"Pemerintahan Zionis-Israel secara tidak langsung telah mendurhakai syari'at ajaran mereka dengan menyerbu Gaza," ungkap Bandar sebagaimana dikutip harian independen Mesir al-Mishriyyun (7/1).

"Tindakan biadab Israel sangat bertentangan dengan undang-undang internasional dan merupakan kejahatan kemanusiaan terbesar," ungkap Bandar.

Bandar juga menambahkan, bahwa sebagian umat Yahudi di dunia banyak yang menentang tindakan biadab Israel. Mereka adalah umat Yahudi yang juga menentang ideologi dan gerakan Zionisme Israel.

Selain Jakub Bandar, tokoh Yahudi internasional yang vokal menentang zionisme-israel adalah Rabbi asal Austria yang kini bermukim di Amerika, Yisroil Weiss. Secara tegas, Weiss menolak pendirian negara Israel, terlebih lagi ketika pendirian tersebut harus mengorbankan bangsa Palestina.

Jakub Bandar adalah salah satu nama dari sederet sutradara Amerika yang cukup ternama. Film-film yang dirilis Bandar kebanyakan yang bernuansa epik dan historik. Film-film Bandar juga sarat dengan muatan pesan perdamaian, pesan-pesan mulia agama-agama, dan juga dialog antar-agama.

"Orang-orang Barat seharusnya tahu jika kemajuan yang mereka capai adalah berkat jasa besar peradaban Islam di abad pertengahan, " ungkapnya.

Saat ini, Bandar tengah merampungkan filmnya yang berjudul Outside Cordova, yang mengisahkan kehidupan di Andalusia dengan latar peradaban Islam. Selain mengemukakan keagungan peradaban Islam di Andalusia (Spanyol), film tersebut juga memotret pola kehidupan orang-orang Muslim, Kristen, dan Yahudi Andalusia yang mampu hidup berdampingan dengan damai dan saling bahu membahu membangun peradaban. (adm/hidayatullah)

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts