Menurut harian Yediot Ahronot, Rabu (25/2), sedikitnya 700 anggota masyarakat di Kiryat Shmona, Israel telah kehilangan pekerjaan mereka. Para karyawan itu diberhentikan oleh perusahaannya lantaran tidak lagi mampu untuk menggaji mereka.
Menurut para pengamat, jumlah itu akan terus meningkat. Bahkan, mereka memprediksikan bahwa pada beberapa bulan terakhir ini jumlah warga Israel yang akan kehilangan pekerjaannya akan meningkat menjadi 1500 orang.
Akibat semakin banyaknya kaum Yahudi yang kehilangan pekerjaannya dan mereka pun merasa kesulitan untuk mencari pekerjaan kembali lantaran banyaknya perusahaan yang gulung tikar, tak sedikit diantara mereka yang stres dan mengalami gangguan mental lainnya.
"Sampai saat ini saya belum mendapatkan pekerjaan, tidak ada lagi yang bisa saya perbuat. Sekarang ini mental saya merasa terganggu, selalu gelisah dan merasa frustasi serta kecewa terhadap para pejabat Israel yang tidak melakukan apa-apa untuk kami," ujar salah seorang warga Israel yang telah di pecat kepada harian Yediot sebagaimana diberitakan oleh laman almokhtsar, Kamis (26/2).
Banyaknya warga Yahudi yang stres akibat kehilangan pekerjaan mereka, rumah sakit jiwa dan pusat-pusat penyembuhan psikologi pun menjadi penuh. Sehingga untuk mendapatkan perawatan dan pengobatan perihal penyakit gangguan jiwa, mereka harus rela antri.
Selain banyaknya diantara mereka yang mengalami gangguan jiwa, antrian barisan untuk menerima bantuan sembako pun semakin meningkat. "Barisan antri untuk menerima sembako sekarang ini cukup besar, kami belum pernah melihat antrian sebesar ini sebelumnya," katanya. [adm/alislamu]
Menurut para pengamat, jumlah itu akan terus meningkat. Bahkan, mereka memprediksikan bahwa pada beberapa bulan terakhir ini jumlah warga Israel yang akan kehilangan pekerjaannya akan meningkat menjadi 1500 orang.
Akibat semakin banyaknya kaum Yahudi yang kehilangan pekerjaannya dan mereka pun merasa kesulitan untuk mencari pekerjaan kembali lantaran banyaknya perusahaan yang gulung tikar, tak sedikit diantara mereka yang stres dan mengalami gangguan mental lainnya.
"Sampai saat ini saya belum mendapatkan pekerjaan, tidak ada lagi yang bisa saya perbuat. Sekarang ini mental saya merasa terganggu, selalu gelisah dan merasa frustasi serta kecewa terhadap para pejabat Israel yang tidak melakukan apa-apa untuk kami," ujar salah seorang warga Israel yang telah di pecat kepada harian Yediot sebagaimana diberitakan oleh laman almokhtsar, Kamis (26/2).
Banyaknya warga Yahudi yang stres akibat kehilangan pekerjaan mereka, rumah sakit jiwa dan pusat-pusat penyembuhan psikologi pun menjadi penuh. Sehingga untuk mendapatkan perawatan dan pengobatan perihal penyakit gangguan jiwa, mereka harus rela antri.
Selain banyaknya diantara mereka yang mengalami gangguan jiwa, antrian barisan untuk menerima bantuan sembako pun semakin meningkat. "Barisan antri untuk menerima sembako sekarang ini cukup besar, kami belum pernah melihat antrian sebesar ini sebelumnya," katanya. [adm/alislamu]
Posting Komentar