Dichter hari Ahad (01/03) kepada Radio Israel mengatakan, operasi besar-besaran militer Israel ke Jalur Gaza bukan saja tidak berhasil menumpas muqawama, malah meningkatkan kemampuan militer faksi-faksi Palestina untuk menghadapi agresi baru Israel ke daerah ini. Menteri Israel ini menambahkan, siapa saja yang berpikir mampu menumpas muqawama di Gaza pasti salah besar. Karena muqawama berakar kuat dalam budaya bangsa Palestina.
Berbarengan dengan kritikan Menteri Keamanan Dalam Negeri Israel atas politik militeristik rezim ini di kawasan, Kabinet Israel melakukan sidang mingguannya dan menyetujui peningkatan bujet departemen peperangannya hingga mencapai 500 juga dolar. Kinerja Kabinet Israel lebih cenderung mengarah pada peningkatan aksi kekerasan terhadap warga Palestina yang dapat ditelusuri dari peningkatan anggaran departemen peperangannya. Keputusan ini diambil setelah Perdana Menteri Ehud Olmert mengancam rakyat Palestina.
Ancaman Zionis Israel
Ditegaskan, ancaman tersebut tidak membuat Hamas takut ataupun khawatir.
Mishri kemudian menyebutkan tentang ancaman Israel ini muncul sebagai upaya memprovokasi sikap politik Hamas untuk meruntuhkan tuntutan perlawanan terkait gencatan senjata dan terhadap transaksi pertukaran tawanan.
“Ancaman israel menunjukan kegagalanya dalam merealisasikan tujuanya. Dengan kata semua perang yang ia lancarkan terhadap Hamas tidak bisa memperlemah garakan Hamas, apalagi menghancurkannya. Bahkan kekuatan Hamas semakin hari semakin kuat dalam perimbangan politik dan militer dengan Israel. Dengan kenyataan ini sangat sulit menghadapi Hamas. Makanya, mereka beralih pada ancaman.
Mishri mengungkapkan, ancaman Israel muncul pada saat digelarnya dialog nasional. Hal ini juga menunjukan upaya penggembosan yang dilakuan Zionis untuk menggagalkan dialog, agar Palestina kembali dalam pertentangan politiknya.
Sebelumnya, mantan menlu Israel dan pemimpin ultra kanan Zionis Likud, Silvan Shalom yang ditugasi untuk menyusun pemerintah baru Israel mengajak militer Israel untuk kembali melancarkan operasinya dalam mengincar para pemimpin Hamas di Jalur Gaza, dengan tujuan untuk menghentikan tembakan roket Palestina. [adm/sabili]
Posting Komentar