Hasil temuan badan investigasi internasional menunjukkan bahwa Israel menggunakan phospor putih dalam invasinya di Jalur Gaza sejak 27 Desember tahun lalu.

Bahan kimia yang bila disemburkan di tempat terbuka akan berbentuk gelembung asap tersebut bukan saja digunakan Israel untuk menutupi/melindungi gerak-gerik tentaranya, namun juga diledakkan di daerah padat penduduk.

Akibat dari terkenanya gelembung asap yang berasal dari phospor putih tersebut, panas akan segera melelehkan daging manusia sampai ketulangnya.

HRW terus mendesak PBB untuk segera bertindak tegas atas pelanggaran ini. Laporan lebih lengkap akan segera dibuat HRW berdasarkan temuan badan investigasi internasional selanjutnya.

Pihak Israel membantah tuduhan tersebut. Mereka mengatakan bahwa penggunakan phospor putih hanya dipakai "bila perlu".

Laporan setebal 71 halaman yang dibuat HRW merupaka penemuan yang spesifik dilapangan. Terbukti bahwa Israel benar-benar telah meledakkan phospor putih ke perumahan penduduk, jalan-jalan utama, rumah sakit dan sekolah sekolah yang dibangun PBB.

Berbicara kepada Al Jazeera, Fred Abrahams senior emergencies researcher dari HRW, "ini adalah laporan penemuan pertama kami yang akan disusul dengan laporan-laporan selanjutnya, apa yang kami temukan adalah tindakan yang sangat keterlaluan. Saya suda 5 kali membuat laporan perang, namun baru perang di Gaza ini yang membuat trauma".

Abraham menambahkan bahwa Israel juga pernah menggunakan phospor putih ini pada perang di Lebanon pada 2006 lalu. Dan mereka tahu betapa bahayanya penggunakan bahan kimia tersebut. Namum bodohnya, pihak Israel mengulanginya lagi pada perang di Gaza ini.

Chris Cobb-Smith, security consultant dari Amnesty International menyatakan bahwa penggunaan phospor putih sebenarnya dibolehkan dalam sebuah peperangan, namun cara penggunaan-nya lah yang bisa membuat hal tersebut dari legal menjadi illegal, karena phospor putih hanya boleh digunakan pada area terbuka saja" [adm/warnaislam]


0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts