Polisi Mesir menangkap lebih dari 40 orang yang dituduh terlibat dalam penyelundupan senjata ke Jalur Gaza dan punya hubungan dengan kelompok Hizbullah di Libanon serta Hamas di Palestina.

Menurut Montassar al-Zayat, pengacara asal Mesir yang sering mendampingi para aktivis Islam yang tersangkut kasus hukum mengatakan, dari 40 orang yang sekarang ditahan polisi Israel terdapat warga Palestina dan Libanon.

Masih kata al-Zayat, aparat berwenang Mesir melarang tim pengacara bertemu dengan 40 orang itu. Tapi sebagian keluarga mereka mengatakan bahwa polisi menanyakan hubungan mereka dengan kelompok Hibzullah di Libanon.

Aparat Mesir tidak menjelaskan kapa operasi penangkapan itu dilakukan dan belum ada tuduhan resmi yang dikenakan pada para tersangka, yang dicurigai telah membeli dan menyewa rumah di dekat perbatasan Rafah untuk memudahkan penyelundupan senjata ke Gaza.

Pemerintahan Mesir yang lebih pro Israel, selama ini berusaha menunjukkan bahwa negara itu bisa melakukan apa saja untuk menghentikan bantuan dalam bentuk uang maupun senjata yang diselundupkan untuk Hamas. Pemerintah Mesir di bawah pimpinan Presiden Husni Mubarak juga sangat khawatir dukungan publik Mesir terhadap Hamas dan Gaza akan mendongkrak popularitas Ikhwanul Muslimin, kelompok yang menjadi oposisi pemerintah Mesir.

Secara ideologi dan sejarah, Ikhwanul Muslimin punya hubungan yang erat dengan Hamas. Sementara kelompok Hizbullah, adalah pendukung perjuangan Hamas dan dicurigai telah membantu Hamas dalam hal pelatihan bagi para pejuang Hamas dan bantuan senjata.

Kecurigaan itu dihembuskan oleh Israel untuk mendapatkan dukungan dari sekutunya di Eropa dan AS. Israel menuding Hamas mendapatkan senjata yang diselundupkan lewat terowongan-terowongan dari Mesir yang tembus ke Gaza. Namun Mesir menolak tuduhan Israel itu dan mengatakan bahwa penyelundupan senjata ke Hamas dilakukan lewat jalur laut. [adm/eramuslim]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts