Kaum Muslim Perancis mengadakan pertemuan tahunan terbesar di Le Bourget. Yang hadir para ulama, tokoh Islam, dan akademisi

Peran agama di masyarakat dan upaya menyelamatkan dunia dari berbagai penyakit sosial saat ini, menjadi tema utama dalam konvensi umat Islam terbesar di Perancis dan di seluruh dunia. Konvensi ini digelar di Le Bourget, Paris, sejak Jumat lalu dan berakhir Senin (13/4) kemarin.

"Dalam beberapa tahun sebelumnya sudah terbukti bahwa agama sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan masyarakat modern, yang mengalami penurunan moral, krisis sosial dan ekonomi," ujar Lhaj Thami Breze, Ketua Konferensi.

"Kebutuhan akan prinsip-prinsip moral dan agama begitu kritis. Ini bukan hanya menjadi isu di kalangan umat Islam, tapi juga agama lain menganjurkan hal sama. Itulah sebabnya mengapa kami memilih tema ini secara umum untuk merangkul semua agama," ujar Breze, yang juga ketua Organisasi Serikat Islam Perancis (UOIF).

Pertemuan yang digelar di Le Bourget, pinggiran Paris, dihadiri para ulama, pakar agama, akademisi dan kelompok masyarakat dari seluruh dunia.

Para peserta tahun ini termasuk Institut untuk Kemanusiaan Eropa Sheikh Ahmad Gaballah, Ketua Dewan Fatwa UOIF Ounis Guergah, dan intelektual yang tinggal di Swiss, Tariq Ramadan.

Selain itu para tamu undangan dari kalangan non-muslim juga hadir, termasuk sejarawan dan filosof terkenal Marcel Gauchet dan penulis Rafael Lueger. Mereka membahas peran spiritual dan keyakinan agama dalam menyelamatkan kehidupan masyarakat kontemporer dari kehancuran.

Di Perancis dihuni sekitar tujuh juta umat Islam dan merupakan minoritas muslim terbesar di Eropa.

Selain tema agama, pertemuan kali ini juga memiliki tujuan yang signifikan. "Le Bourget tahun ini bertujuan untuk menjadi tempat umat Islam paling populer, bukan hanya di Perancis, tapi juga di seluruh Eropa," tambah Breze.

Para delegasi datang dari berbagai negara di Eropa, bahkan dari negara jauh seperti Yunani dan Swedia. Diperkirakan jumlah yang datang mencapai sekitar 200.000 jiwa.

Data kementerian dalam negeri Perancis menyebutkan, di seluruh Perancis terdapat sekitar 1.700 tempat ibadah umat Islam, tapi hanya 400 tempat yang layak disebut masjid. Selebihnya adalah tempat salat kecil yang memanfaatkan ruangan di gedung-gedung olahraga, bekas toko yang sudah tak terpakai, atau ruangan di basement-basement apartemen.

Dalam acara tersebut digelar berbagai acara, mulai dari ceramah-ceramah keilmuan dan keagamaan, bazaar dan lomba hapalan Al-Quran.[adm/hidayatullah]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts