Korea Utara (Korut) telah meminta instruktur dari IAEA untuk segera pergi dan mengatakan bahwa negara itu akan mengaktifkan kembali semua fasilitas nuklirnya, demikian dikatakan badan pengawas nuklir PBB, Selasa (14/4) setelah Pyongyang meninggalkan pembicaraan mengenai pelucutan senjata enam negara.

Juru bicara dari Badan Energi Atom Internasional, Marc Vidricaire, mengatakan bahwa DPRK (Republik Rakyat Demokratik Korea) telah memberitahu kepada inspektur IAEA di fasilitas Yongbyon bahwa negara itu akan menghentikan semua kerjasama dengan IAEA.

Negara itu telah meminta pembersihan semua peralatan penahanan dan pengamatan, dan inspektur IAEA tidak akan lagi diberi akses ke fasilitas tersebut. Selain itu, inspektur juga diminta untuk segera mungkin meninggalkan DPRK, tambahnya.

Korut pada Selasa pagi ini telah mengumumkan bahwa akan meninggalkan pembicaraan tentang pelucutan senjata nuklir enam negara dan memulai lagi program senjata atomnya sebagai suatu protes atas kutukan PBB pada peluncuran roket pada 5 April kemarin.

Selain itu, Korut juga akan memperkuat alat penangkis nuklirnya untuk sumber pertahanan dengan segala cara, demikian dikatakan kementrian luar negeri Korut yang dilansir oleh KCNA.

Kami akan memulihkan kembali fasilitas nuklir yang telah dicacatkan dan kembali memproses bahan bakar yang telah digunakan saat percobaan reaktor nuklir.

Seperti diketahui, Pyongyang telah mencacatkan reaktor nuklir di Yongbyon yang menghasilkan plutonium kualitas senjata sebagai perjanjian dari enam negara pada Februari 2007 lalu.

Pengumuman ini muncul setelah Dewan Keamanan menyetujui pernyataan mengutuk peluncuran roket Korut pada 5 April kemarin, dimana hal ini dinilai telah bertentangan dengan resolusi yang disahkan setelah ujicoba rudal dan nuklir Korut pada 2006. [adm/warnaislam]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts