Polisi Inggris kembali menangkap belasan pemuda Muslim dalam sebuah operasi anti-teroris di wilayah Barat Laut Inggris pekan kemarin. Penangkapan itu menuai protes keluarga yang anak-anak mereka menjadi korban penangkapan dan menuding operasi penangkapan sebagai bentuk islamofobia di negeri itu.

Mereka mendesak polisi Inggris untuk membebaskan 13 pemuda Muslim yang ditangkap, karena penangkapan yang hanya berdasarkan kecurigaan semata akan merusak masa depan anak-anak mereka.

"Satu-satunya yang dianggap dosa oleh aparat keamanan Inggris atas anak saya adalah karena putera orang Pakistan dan seorang Muslim, berjanggut dan salat lima waktu sehari semalam," keluh Nasarullah Jan Khattak, ayah Abid Naseer, mahasiswa jurusan komputer yang menjadi salah satu dari 13 mahasiswa yang ditangkap polisi Inggris.

"Anak lelaki saya orang yang baik, relijius, senang main cricket dan hanya berminat dengan kuliahnya," sambung Nasarullah. Ia membantah tuduhan bahwa puteranya yang masih berusia 23 tahun punya hubungan dengan kelompok-kelompok teroris di pedalaman Pakistan seperti yang dilansir media massa dan polisi.

Nasarullah mengatakan, ketika ia berkunjung ke Peshawar, Abid baru berusia satu tahun. Selebihnya, Abid tumbuh dan besar di Inggris dan tidak pernah ke wilayah pedalaman manapun.

Sementara, Khan Mohammad Burki, ayah dari Abdul Wahab yang juga menjadi korban operasi penangkapan mengatakan, penangkapan itu tidak lebih sebagai tindakan diskriminasi terhadap warga Muslim. "Anak lelaki saya ditangkap hanya berdasarkan kecurigaan dan polisi tidak punya bukti bahwa anak saya bersalah," tukas Burki.

Para orang tua itu menegaskan, meski pemerintah akhirnya membebaskan putera mereka, pembebasan itu tidak akan memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan terhadap masa depan anak-anak mereka. "Saya minta pemerintah Inggris tidak menghancurkan masa depan pemuda-pemuda yang cerdas itu atas dasar kecurigaan semata," desak Nasarullah.

Surat kabar Times Inggris dalam laporannya menyebutkan bahwa tim penyelidik menemukan bukti kuat bahwa para pemuda Muslim yang ditangkap pekan kemarin terlibat dalam rencana-rencana serangan terorisme. Para mahasiswa Muslim itu terancam dideportasi.

Dari 13 orang yang ditangkap, baru Abid yang dibebaskan tanpa tuduhan. Tapi Abid diserahkan ke kantor perbatasan Inggris untuk menjalani pemeriksaan dan kemungkinan akan dideportasi. Kebijakan ini membuat orangtua Abid berang. Alih-alih memberikan kompensasi pada keluarga Abid karena polisi telah merugikan dan mempermalukan mereka, Abid malah akan dideportasi atas kesalahan yang tidak pernah dilakukannya.

Orang tua Abdul Wahab juga mengkhawatirkan nasib puteranya. "Ia datang ke Inggris dua tahun yang lalu setelah mendaftarkan diri ke Universitas John Moris. Dia datang ke sini hanya untuk belajar, bukan untuk melakukan hal yang lain," tukas ayah Wahab.

Ia mendesak pemerintah Inggris dan organisasi-organisasi hak asasi menyelamatkan puteranya dan para mahasiswa Muslim lainnya yang ditangkap. Menurutnya, tindakan aparat keamanan Inggris dengan menangkapi para mahasiswa Muslim tanpa alaan yang jelas, justeru akan mendorong aksi-aksi teror dari kelompok ektrimis.[adm/eramuslim]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts