MOGADISHU - Ratusan tentara bantuan, termasuk dari Inggris dan Amerika menjawab seruan jihad di Somalia dan mereka mulai memimpin pertempuran di jalan-jalan di Somalia, bergabung dengan kelompok jihad di sana.

Sejak kemarin (22/5), negara-negara Barat yang mendukung pemerintahan Somalia melancarkan serangan balasan setelah hampir dua minggu pertempuran di Somalia, mujahidin memegang kendali kemenangan atas tentara Uni Afrika dan tentara pro-pemerintah. Tentara Ethiopia yang sebelumnya telah ditendang keluar oleh mujahidin Al-Shabaab kembali memasuki Somalia untuk membantu pemerintah Somalia menghadapi A-Shabaab.

Serangan-serangan mujahidin Al-Shabaab yang didukung kelompok jihad lainnya di Somalia, termasuk Hizbul Islam, dilakukan untuk menjatuhkan pemerintahan lemah Somalia di bawah kepemimpinan Sharif Ahmed yang mendapat dukungan dana dari negara-negara Barat, dan menegakkan syariat Islam di negeri tersebut.

Pejabat keamanan di negeri tersebut mengatakan bahwa tentara asing (mujahidin dari luar negeri-red) berada di balik kemenangan para "ekstrimis". Lebih dari 290 pejuang yang berasal dari Inggris, AS, Kanada, Pakistan, Afghanistan dan Arab Saudi memasuki Somalia beberapa minggu lalu dan memimpin pertempuran di Somalia.

"Aku tidak meragukan bahwa beberapa pejuang asing didatangkan dari Inggris dan Amerika Utara serta Skandinavia," ujar Ahmedou Ould-Abdallah, petinggi diplomat Somalia untuk PBB.

Seorang diplomat AS yang telah lama berada di Somalia mengatakan, "Para tentara tersebut merupakan jaringan Al-Qaeda global."

Pada Maret lalu, unit propaganda mujahidin Al-shabaab merilis sebuah video berjudul "Serangan di Bardale" dengan seorang Amerika berkulit putih tampil di video tersebut dan disebut-sebut sebagai tentara khusus, berdiri bersama-sama puluhan mujahidin Somalia lainnya. "Mortar demi mortar, tembakan demi tembakan hanya dapat dihentikan jika kami telah berhasil mengirimkan mereka ke neraka," ujar mujahid muda tersebut.

Setahun sebelumnya, mujahidin Al-shabaab merilis video propaganda lainnya, video mengenai mujahid Inggris yang melakukan aksi istisyahd.

"Al-Shabaab menyambut kedatangan pejuang dari seluruh dunia untuk berjihad di Somalia," ujar salah seorang analis Afrika, Jason Mosley.

Berbicara mengenai keterampilan militer, keuangan, dan persenjataan, Unni Afrika menanggapi dengan mengatakan, "Kami mengerti para pejuang tersebut memberikan pelatihan dan membantu ekstrimis Somalia dalam hal keuangan serta sumber persenjataan, sesuatu yang belum pernah kami saksikan sebelumnya," ujar Nicolas Bwakira, Ketua Uni Afrika untuk misi di Somalia.

Mereka, para mujahidin, akan merespon seruan jihad dimanapun mereka dibutuhkan. Bukan untuk kedudukan, bukan untuk kekayaan, tapi untuk Islam, hanya untuk Islam dan untuk menegakkan kalimat Allah dibumi Allah ini. [adm/arrahmah]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts