Cina - Pemerintah Cina terus memburu apa yang mereka sebut "sel teroris" di Xinjiang, wilayah barat Cina yang berpenduduk mayoritas Muslim. Kantor berita Prancis, AFP, memberitakan, pekan ini polisi Cina berhasil membekuk tujuh "sel teroris" di wilayah yang terus bergolak itu.

Surakabar The China Daily memberitakan, ketujuh sel itu bersembunyi di wilayah Kashgar, pusat kebudayaan Muslim Uighur yang selama ini mendapat perlakuan diskriminatif dari pemerintah Beijing. Tidak ada keterangan rinci mengenai penggerebekan tujuh sel yang diumumkan Ketua Partai Komunis setempat, Zhang Jian, tersebut. Zhang hanya mengatakan, Xinjiang berada dalam ancaman terorisme yang dikendalikan dari luar melalui internet.

“Kini peperangan melawan teror meluas ke dunia virtual karena kaum teroris menggunakan internet sebagai alat penyebaran ide-ide radikal mereka,” ujarnya.

China has long claimed it faces a deadly threat from Muslim separatists as justification for extremely tight controls in Xinjiang, a region of vast deserts and towering mountains that borders central Asia.

Pemerintah Beijing kerap berkedok “perang melawan terorisme” dalam meredam protes dan perjuangan Muslim Uighur, Xinjiang, untuk memerdekakan diri. Para aktivis pembela HAM melaporkan sejumlah catatan pelanggaran oleh Beijing di wilayah ini. Kelompok-kelompok Uighur di pengasingan menuduh Beijing berusaha memusnahkan identitas dan budaya Muslim Uighur.

Xinjiang dihuni sekitar delapan juta warga Muslim Uighur. Zhang mengemukakan, sejak tahun 1990-an di Kashgar sudah terjadi 350 serangan dengan korban 60 pejabat pemerintah dan warga sipil.

April lalu pemerintah Cina mengeksekusi dua Muslim Uighur di Kashgar dengan dakwaan “serangan teroris” pada Agustus 2008 guna meyabotase Olimpiade Beijing 2008. Dalam serangan itu, 17 polisi tewas. Pemerintah menahan sedikitnya 1.300 orang dengan tuduhan aksi terorisme. [adm/warnaislam]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts