KARACHI - Ribuan warga Pakistan berkumpul di bagian selatan kota pelabuhan Karachi guna menyampaikan pengaruh AS yang ‘tidak diterima’ di negara bersenjata nuklir tersebut.

Reli oleh ribuan Jamaat-e-Islami (JI) tersebut membawa poster JI, Islami Jamiat-e-Talba dan bendera Shabab-e-Milli dan potret dari Dr. Afia Siddiqui menuntut dilepasnya orang-orang yang hilang serta Dr Siddiqui. Mereka meneriakan slogan anti AS dan mengecam pembunuhan terhadap warga sipil di Pakistan,

Para demonstran berkumpul di Numaish Chowrangi dari seluruh kota dan termasuk perempuan, anak-anak dan orang tua bersama-sama dengan para pemuda.

Amir JI di Karachi Mohammad Hussain Mehanti memimpin reli bersama dengan mantan legislator yaitu Laeeq Khan, Khan Hameedullah dan Younus Barai. Reli tersebut dilanjutkan ke daerah Plaza Rimpa dimana pemimpin JI berpidato dari atas sebuah jembatan. Anggota JI yang menyatakan bahwa kedaulatan Pakistan dan kemerdekaan mereka sedang berada di ujung tanduk dan pemerintah Pakistan tidak bebas dalam menentukan keputusan mereka.

Anggota Jamaat-e-Islami (JI), sebuah partai politik agama, juga membakar bendera Amerika sambil menyerukan slogan anti-AS.

Peserta protes juga menunduh presiden AS Barack Obama mengikuti kebijakan yang sama dengan para pendahulunya dalam wilayah yang bergejolak tersebut.

Para demonstran terus menerus menyerukan "Jatuhkan AS," sambil memegang spanduk yang bertuliskan "Tidak untuk Perbudakan Amerika," seorang koresponden Press TV melaporkan.

Yang unik, salah satu demonstrator mengikatkan papan bertuliskan “Pergi Amerika, Pergi!” pada kedua sepatunya.

Berkata dalam reli tersebut Ketua JI, Munawar Hassan menyatakan AS bertanggung jawab untuk ketidakstabilan politik dan ekonomi di Pakistan.

“Amerika mengklaim bahwa tidak akan ada kedamaian jika para pejuang masih ada di Pakistan, namun faktanya, tidak akan ada perdamaian jika AS masih ada di Pakistan.”

Sementara mengutuk serangan pesawat tanpa awak AS di wilayah kesukuan Pakistan, demonstran menyatakan Obama Presiden bertanggung jawab atas pembunuhan terhadap apa yang mereka percaya sebagai "orang-orang yang tidak bersalah".

Pihak Washington mengatakan serangan pesawat tanpa awak ini ditujukan pada yang diduga militan, tetapi media Pakistan mengatakan hanya satu dari enam misil AS yang mengenai persembunyian para pejuang sebenarnya.

Ratusan warga sipil Pakistan telah kehilangan nyawa mereka dalam serangan, yang dimulai di bawah pemerintahan Bush. Islamabad telah berulang kali mengutuk serangan AS, menuntut segera berakhirnya serangan dari pesawat tanpa awak tersebut.

Demonstrasi itu datang ketika militer Pakistan sedang mempersiapkan untuk melaksanakan serangan besar-besaran terhadap pejuang pro-Taliban di daerah kesukuan Waziristan Selatan di sepanjang perbatasan Afghanistan.

Sekurang-kurangnya tiga pasukan Pakistan dan 18 pejuang Taliban dibunuh dalam bentrokan di beberapa wilayah selama 24 jam terakhir.[adm/suaramedia]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts