RIYADH — Presiden Obama memulai upaya terbarunya dalam memperbaiki hubungannya dengan negara Muslim pada hari Rabu. Obama mengunjungi penasehat Raja Abdullah di Saudi Arabia, rumah bagi dua situs suci Islam, Mekkah dan Madinah. Kunjungan tersebut dilakukan sebelum melakukan kunjungan ke Mesir dan Jerman.

“AS dan Saudi Arabia memiliki sejarah persahabatan yang panjang. Kami memiliki hubungan strategis,” Obama menyatakan ketika dia mengunjungi peternakan kuda milik Kerajaan. Presiden AS menyebut Abdullah sebagai orang yang bijak dan berwibawa, menambahkan: “Saya sangat yakin bahwa kerja sama antara AS dan Saudi Arabia dapat membawa kemajuan yang pesat dan

menguntungkan di kedua belah pihak.” Namun satu pertanyaan besar bergema dalam benak setiap orang: “bagaimana dunia Muslim dapat menerima Obama dan pendapatnya?”.

Sebaliknya, Abdullah mengekspresikan “doanya kepada rakyat AS yang bersahabat yang sedang diwakili oleh orang ternama yang layak berada di posisinya.”

Sebelumnya, Raja menyambut Obama di bandar udara Riyadh dengan sambutan seremonial ketika presiden AS tersebut sampai dalam sebuah penerbangan malam dari Washington. Sebuah kelompok musik memainkan lagu kebangsaan tiap negara, dan ada juga penghormatan berupa 21 tembakan senjata.

Obama dan Abdullah duduk bersama, menghirup kopi Arabika rasa cardamom dari gelas kecil dan bercakap cakap di depan publik sebelum mengadakan pembicaraan yang lebih tertutup mengenai beberapa permasalahan.

Saudi Arabia adalah perhentian dalam rute ke Kairo, dimana Obama berencana untuk menyampaikan pidato yang telah dia janjikan sejak kampanyenya tahun lalu – berupaya untuk menetapkan standar baru dalam perlakuan Amerika terhadap 1,5 miliar penduduk Muslim di dunia.

Dengan Abdullah berada di sisinya, Obama menyatakan kepada wartawan: ”Saya rasa hal ini sangatlah penting untuk datang ke sebuah tempat dimana Islam dimulai dan untuk membicarakan banyak permasalahan dengan juru bicara Raja Saudi.”

Dalam sebuah wawancara, Obama menyatakan bahwa dia menginginkan sebuah dialog yang terbuka.

“Anda tahu, ada beberapa kesalahpahaman terhadap dunia barat, di dunia Muslim. Dan sudah sangat jelas, bahwa ada beberapa kesalahpahaman antara dunia Muslim dengan dunia Barat,” menurut Obama.

Banyak dari kaum Muslim masih mempermasalahkan Irak, Guantanamo dan dukungan AS terhadap Israel, namun mereka berharap untuk melihat anak dari Muslim Kenya yang menjalani masa kecilnya di Indonesia, negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, akan dapat mengatur arah baru.

Pihak bantuan mengingatkan bahwa Obama tidak melaksanakan kunjungan tersebut untuk dalam pidatonya di Kairo, yang diikuti dengan kunjungan ke Turki dan Irak di April dan beberapa upaya baru termasuk video Tahun Baru Persia dan pertemuan bergaya balai kota di Istanbul. Dan mereka menyatakan bahwa presiden tidak mengharapkan hasil yang instan, meskipun hasil dari pembicaraan tersebut akan disebarkan seluas mungkin.

“Kami tidak berharap bahwa semua masalah akan terselesaikan hanya dengan satu pembicaraan,” Juru bicara Gedung Putih, Robert Gibbs pada hari Selasa. “Saya rasa hal ini membutuhkan upaya lebih dan itulah tujuan kunjungan Presiden.”

Ofisial menyatakan bahwa Obama tidak akan menghindar dari topik yang sulit, apakah itu konflik Irak dan Afghanistan, rencana pembentukan negara bagian Palestina atau demokrasi dan hak asasi. Obama seringkali dikritik untuk kebijakannya pada Mesir, ketika Presiden Hosni Mubarak memenjarakan pihak yang tidak disukainya selama hampir tiga dekade.

Reporter HuffPost Eyes and Ears Mohammed Elsahed memotret dan menerjemahkan headline utama Arab dari Kairo, termasuk : “Amerika berbaikan dengan dunia Muslim dari Kairo,” “Hentikan Bias Amerika Kepada Israel,” “Obama kepada Muslim Dunia: Saya Berbicara dengan anda di Kairo,” “Jangan Hiraukan HAM, namun Jangan Campur Tangan Dalam Politik Internal”

Di Riyadh, ketika presiden sedang berbicara dengan Abdullah mengenai penyelesaian masalah yang serius, dari perdamaian Arab-Israel untuk program nuklir Iran. Pihak Saudi telah menyuarakan kepedulian bahwa bom milik Iran dapat menyebabkan perang pengembangan senjata nuklir di wilayah tersebut.

Pergerakan harga minyak juga akan dibahas. Minyak mentah mencapai 68 dolar per barel minggu ini, menimbulkan ketakutan bahwa lompatan segar dalam pembiayaan energi dapat juga menyebabkan kesembuhan dalam krisis global.

Obamakemungkinan besar akan mencari bantuan dari Saudi Arabia untuk menentukan apa yang akan dia lakukan terhadap sekitar 100 tahanan Yaman di penjara Guantanamo. Pembicaraan mengenai lokasi pasti dimana para tahanan akan dikirim masih menyusahkan Obama untuk benar benar menutup penjara tersebut. AS masih ragu ragu untuk mengirim mereka pulang karena sudah menjadi sejarah Yaman untuk melepaskan ekstrimis maupun membiarkan mereka lepas dari penjara.

Alih alih, pemerintahan Obama telah bernegosiasi dengan Saudi Arabia dan Yaman selama berbulan bulan untuk mengirim mereka ke pusat rehabilitasi teroris Saudi.

Dalam waktu yang hampir bersamaan Obama akan mengunjungi Saudi Arabia dalam kunjungannya, Televisi Al-Jazeera menyiarkan kutipan rekaman suara Osama bin Laden yang ”mengancam” rakyat AS. Namun kebenaran rekaman tersebut masih belum diketahui.

Respon: utusan AS menolak klaim rekaman suara Bin Laden

Presiden akan menginap di peternakan Raja di luar Riyadh. Abdullah, yang juga tuan rumah dari Presiden George W. Bush pada Januari tahun lalu, merupakan tempat dari 260 ekor kuda Arab di tanah yang luas dan ber AC tersebut.

Dalam upayanya untuk menyelesaikan permasalahan, pihak Saudi akan menjadi kuncinya – tidak hanya atas kekayaan minyak mereka, namun dengan kebajikan dari otoritas pemerintahan yang mereka miliki di pusat sejarah dan budaya Arab.

Pertemuan Obama dengan Abdullah yang berusia 84 tahun adalah pertemuan yang kedua dalam tiga bulan ini. Mereka berdua berjumpa pada pertemuan G-20 di London, sebuah pertemuan yang mereka anggap sebagai ”produktif dan bersahabat”. Mungkin terlalu bersahabat: banyak pihak mengkritik Obama ketika membungkuk kepada raja Saudi saat sesi foto. Gedung Putih kala itu menyangkal dan mengatakan bahwa Obama sebenarnya hanya memiringkan badan sedikit karena akan menjabat tangan orang yang badannya lebih pendek.

Kunjungannya juga bertujuan untuk membicarakan penolakan Israel atas perintahnya untuk menghentikan pembangunan pemukiman di daerah Palestina yang dikuasai Israel, termasuk Yerusalem Utara.

Menteri Dalam Negeri Israel Eli Yishai, menyatakan bahwa Israel tidak akan ”memindahkan para pemukim”, dan dia akan mengadakan pertemuan dengan para pemimpin pemukiman dari bagian yang berbeda di Tepi Barat.

Menteri Rumah Tangga Israel, Ariel Eitas, menyatakan bahwa periode saat ini sangatlah sulit untuk para pemukim, dan menambahkan bahwa ketika mantan PM Israel, Ehud Olmert, dulunya berkuasa ketika dia memerintahkan untuk meneruskan pembangunan pemukiman.

Dia juga menambahkan “saat ini, ada pemerintahan sayap kanan di Israel, dan pemerintahan ini sedang membicarakan aktifitas pembongkaran pemukiman”.

“Pemerintahan Sayap kiri membicarakan pendapat mereka sendiri namun bertindak seperti sayap kanan”, dia menambahkan.[adm/suaramedia]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts