Di tengah gempuran militer Pakistan di Lembah Swat yang menggunakan kode operasi "Operation Rah-e-Raast" (oparasi garis lurus), menggunakan barbagai macam senjata dan serangan helikopter, radio Taliban Pakistan yang terkenal dengan nama MUllah FM masih mampu mengudara.

Dalam siarannya, Taliban masih mengancam terhadap siapa saja yang mendukung pihak militer. Taliban mengatakan, para anggota parlemen lokal, pasukan keamanan dan beberapa pejabat pemerintah agar segera mundur dari jabatan mereka atau mereka bersiap menghadapi Jihad.

Mullah FM tak henti-henti menyiarkan ceramah yang isinya selalu tentang anti-Amerika dan anti-Pemerintah, menjelaskan bahwa demokrasi adalah bukan dari Islam dan mereka yang mendukung dan melaksanakan demokrasi adalah kafir.

Dalam siarannya juga, pengisi ceramah Mullah FM mengatakan bahwa para non-Muslim yang tinggal diwilayah Malakand harus membayar jizyah atau akan diperangi, sebab di wilyah ini sudah diberlakukan syariah Islam. Kemudian Taliban juga menyiarkan pernyataan kepada organisasi non-pemerintah yang beroperasi di Malakand, para pemusik dan semua yang terlibat didalamnya bahwa kegiatan mereka adalah "tidak Islami". Mereka yang menentang akan menerima akibatnya, dan pengumuman-pengumuman tentang orang -orang yang dicari Taliban, biasanya adalah para mata-mata dan antek pemerintah masih juga disiarkan di chanel FM ini.

Pendiri radio ini adalah salah satu petinggi Taliban Swat, MUllah Fazlullah. Beliau menjadi perhatian dunia internasional setelah mengudarakan radio FM tersebut. Kemudian radio ini terkenal dengan sebutan "Mullah FM".

Sebelum radio ini terkenal dengan nama Mullah FM, sudah ada radio semacam ini sejak Desember 2003. Adalah Haji Namdar, pemimpin Tandzim "Amar bil Maroof wa Nehi Anil Munkir" yang mulai mengudarakan radio FM ini diawalnya. Pada saat itu Haji Namdir menggunakan seorang ulama "keras" sebagai pengisi ceramah di radionya, bernama Mufti Munir Shakir. Tujuan di buatnya radio Haji Namdir ini adalah untuk menyadarkan umat Muslim di daerah tersebut yang terkena faham Sufi.

Namun kemudian orang-orang Sufi juga membuka radio FM yang di mulai oleh Pir Safiur Rahman. Perang kata-kata di udara melalui gelombang radio mulai ramai. Pada saat itu pemerintah ikut turun tangan dan meminta semua radio untuk menghentikan atifitasnya atau akan ditutup paksa dan diusir.

Radio menjadi alat propaganda paling efektif dan murah untuk saat ini di lingkungan Malakand. Pesan-pesan yang disampaikan langsung didengar masyarakat yang banyak dihuni suku Pashtun tersebut. Hanya membutuhkan radio FM berdaya 10-watt seharga 200 dolar, pesan-pesan Taliban sudah dapat didengar dipenjuru desa. Untuk menyiarkan radio FM inipun Taliban hanya membutuhkan pemancar FM sederhana, amplifier (penguat) dan aki dari mobil atau motor dan mereka sudah dapat mengudarakan pesan-pesan mereka. [adm/muslimdaily]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts