Gaza - Brigade Izzuddin Al-Qossam, sayap militer Hamas mengungkapkan upaya yang dilakukan pemerintah Abbas melalui milisinya untuk membunuh komandan umum Al-Qossam, Muhammad Dhaif. Mereka memberikan informasi dan data-data kepada pasukan penjajah tentang keberadaan Dhaif. Namun Al-Qossam mengaku tidak terkejut dengan penemuan ini. Karena sejak lama aparat Abbas mengadakan kerja sama dengan intelijen internasional untuk tujuan tersebut.

Juru bicara Al-Qossam, Abu Ubaidah mengatakan, kami sudah banyak mengungkap kasus ini. Dan bukan pertama kalinya mereka lakukan. Sejumlah dokumen membuktikan, mereka berupaya memata-matai pemimpin tertinggi Al-Qossam, Muhamamd Dhaif. Lalu memberikan data-data itu kepada intelijen Amerika, CIA atau kepada intelijen Israel, Mosad.

Dalam pernyataan persnya Kamis (18/6) Abu Ubaidah mengatakan, dengan dokumen ini jelas sudah siapa di balik milisi Abbas yang berupaya memata-matai perlawanan dan memeranginya. Ia mengatakan, kami tidak kaget dengan penemuan ini. Yang sangat disayangkan sekali adalah, mengapa mereka bekerja sama dengan pihak asing ataupun intelijen internasional untuk memberangus dan mengusir para mujahid yang berupaya mengusir penjajah Zionis dari bumi Palestina. Kami akan menyimpan dokumen ini disamping dokumen-dokumen yang lain. Suatu saat kami akan memperlihatkan data-data ini kepada rakyat, di saat yang tepat dan dengan cara yang tepat pula.

Data-data tentang Dhaif

Ditemukan sebuah dokumen yang mengungkap tentang sejauh mana pengkhianatan aparat Oslo terhadap bangsa Palestina. Dokumen itu memuat tentang pertemuan rahasia antara Ahmad Abu Isa (penanggung jawab keaamanan) dengan dua intel Amerika tertanggal 17-12-1999. Dalam pertemuan itu diputuskan tentang penambahan perangkat elektronik yang canggih untuk menyadap pembicaraan yang dilakukan ketua brigade Izzudin Al-Qossam, Muhammad Dhaif yang disebut intel Zionis sebagai seseorang yang berkemampuan untuk hidup tidak wajar yang dikelilingi misteri tidak suka dilihat orang. Tetapi ia sangat berpengaruh dan dapat mengawasi orang-orangnya secara cermat yang sulit dilakukan oleh siapapun. Dalam dokumen itu, juga disebutkan tentang kebanggaan intel Amerika dan Zionis terhadap aparat Ababs ini atas kemampuanya memata-matainya atau mendisainnya.

Orang ini sangat berbahaya bagi Entitas Zionis maka penangkapannya merupakan bagian dari kesepakatan antara pemerintah Abbas dan Zionis. Sementara itu situs Al-Majdi menegaskan tentang bahaya yang mengancam terhadap pembicaraan yang dilakukan kelompok perlawanan. Terutama dari pihak agen-agen Zionis yang dilengkapi dengan peralatan canggih untuk memata-matai kelompok perlawanan. Kerja sama ini terbukti berhasil teruatama pada era kempimpinan Muhammad Syakir Dahlan.

Disebutkan, dinas penjaga keamanan Dahlan berhasil menangkap Muhammad Dhaif dan memenjarakanya pada awal bulan Mei tahun 2000 yang lalu. Namun ia berhasil meloloskan diri pada awal intifadhah Al-Aqsha dan berhasil menghilangkan jejaknya.[adm/infopalestina]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts