Terkait program televisi yang menayangkan seorang pria bercerita tentang kehidupan seksnya secara vulgar pada pertengahan Juli lalu, kantor stasiun televisi LBC di Saudi terancam ditutup.

Stasiun televisi satelit LBC yang berpusat di Libanon, milik Pangeran Alwaleed bin Talal--dari keluarga kerajaan Arab Saudi, mendapat kecaman keras dari berbagai pihak akibat program Bold Red Line. Berita seputar tayangan vulgar itu pernah dimuat di www.hidayatullah.com beberapa waktu lalu.

Pimpinan LBC, Pierre Daher mengatakan, pihak perusahaan menolak memberikan komentar di hadapan publik terkait hal tersebut.

Para petugas penyelidik di kota Jeddah terus bekerja memperkarakan Mazen Abdul Jawad, pria warga negara Saudi yang bercerita tentang kehidupan seksnya di televisi.

Acara televisi itu itu sendiri langsung mendapatkan 100 keluhan dari masyarakat, membuat polisi segera bertindak menangkap si empunya cerita.

Dua pria lain yang terlibat dalam pembuatan program acara itu juga ikut ditangkap. Sementara orang keempat langsung kabur ke Maroko. Demikian surat kabar setempat melaporkan, mengutip pernyataan polisi.

Juru bicara polisi Sulaiman Al-Mutawai mengatakan, perlu waktu menetapkan tuntutan hukum kepada Abdul Jawad, pegawai sebuah maskapai penerbangan berusia 30-an tahun, karena pasal hukumnya belum ada.

Kasus tersebut membuat LBC yang mengudara di seantero dunia Arab menjadi pusat perhatian.

Melalui LBC dan Divisi Entertainmentnya, Rotana, pemilik saham terbesar Pangeran Alwaleed, berusaha mendobrak pembatasan atas dunia hiburan, termasuk bioskop dan konser musik di Arab Saudi.
Rata Penuh
Namun, ia mendapat tentangan dari orang-orang yang masih memegang teguh ketentuan di Saudi selama ini. Pada bulan Juli, Festival Film pertama di Jeddah, yang diselenggarakan oleh Rotana, dibatalkan sehari sebelum pelaksanaan, setelah mendapat banyak kritik dari berbagai pihak. [adm/hidayatullah]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts