JAKARTA - Dalam konferensi pers yang diadakan hari ini (12/8) di Rumah Sakit Polri dr. Soetanto, Jakarta Timur, Ketua Disaster Victim Identification (DVI, identifikasi korban kecelakaan) Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Brigadir Jendral Eddy Saparwoko bahwa jenazah hasil penyergapan di sebuah rumah di Desa Beji Temanggung, Jawa Tengah, bukanlah Noordin M. Top.

"Jenazah yang kita dapatkan di TKP di Temanggung adalah Ibrohim," kata Eddy.

Menurut Eddy, dari hasil identifikasi yang dilakukan melalui metode primer (sidik jari, data rekaman gigi, dan tes DNA) dan metode sekunder (kepemilikan dan jejak lain seperti pakaian, dompet dan sejenisnya yang dimiliki orang yang sudah menjadi mayat), identitas jenazah cenderung memiliki kesamaan dengan Ibrahim, bukan Noordin M. Top yang selama ini digembar-gemborkan oleh media.

Pada saat yang sama, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Polisi Nanan Sukarna mengumumkan bahwa telah berhasil mengungkap kasus pemboman J.W. Marriot dan Ritz Carlton dan menemukan delapan orang yang terkait dengan aksi teror tersebut.

Kedelapan orang yang berhasil ditangani polisi adalah Amir Abdullah, Dani Dwi Permana (pelaku bom istisyhad di Hotel JW Marriot), Nana (pelaku bom bunuh diri di Ritz Carlton), Ibrohim, Amir Setiawan, Eko Sujono, Aris Sutanto, dan Hendra atau Indra.

Eddy memberitahukan, selain Ibrahim, jenazah lainnya yang berhasil diidentifikasi, yakni Dani (Marriot) diidentifikasi melalui potongan tubuh dengan metode DNA dan sidik jari, dan Amir Setiawan, Eko, dan Nana (Ritz Carlton) diidentifikasi melalui pemeriksaan DNA.

Menurut keterangan yang diumumkan hari ini, peran Ibrahim dalam aksi Mega Kuningan tersebut adalah sebagai perencana, pengatur, dan pengontrol. Pihak kepolisian mengutip keterangan yang diberikan oleh Amir Abdullah, Ibrahim direncanakan akan menjadi bomber selanjutnya yang akan ditargetkan ke kediaman orang nomor satu di Indonesia, Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono, di Cikeas. [adm/arrahmah]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts