Kepolisian Inggris dikritik karena membiarkan dua anggota wanitanya mengenakan cadar sepanjang hari untuk mempelajari Islam. Menurut media Inggris, Kepolisian South Yorkshire menugaskan tiga petugas wanitanya untuk mengenakan pakain konservatif Muslimah dan menugaskan mereka "patroli" di utara kota Sheffield sebagai bagian dari upaya menjalin hubungan baik dengan komunitas Muslim.

Situs Mail Online memberitakan, ketiga polisi wanita itu juga ingin merasakan rasanya berbusana Muslimah, selain melaksanakan tugas untuk berinteraksi dengan komunitas Muslim. Satu orang mengenakan jilbab dan dua lainnya memakai cadar/niqab.

Menurut Douglas Murray dari lembaga think-thank “Centre for Social Cohesion”, polisi itu hanya menghabiskan uang pajak dan membuang-buang waktu. “Bukan tuags polisi untuk berempati kepada komunitas tertentu. Tugas mereka adalah mencegah kejahatan dan menangkap penjahat,” ketusnya. “Setelah mereka berbusana Muslim, apakah nanti juga berbusana Hindu dan Budha?”

Kritik senada dikemukakan Fiona McEvoy dari Aliansi Pembayar Pajak (TaxPayers’ Alliance). Polisi, katanya, harus menghabiskan waktu untuk menangkap penjahat. “Ini menggelikan,” katanya.

Ketiga polwan itu bernama Sersan Deb Leonard, Sersan Deb Pickering, dan Helen Turner, semuanya dari Sheffield. Mereka ditemani empat Muslimah yang membantu mereka belajar tentang Islam. Sebagai imbalannya, keempat Muslimah diberi kesempatan mempelajari tugas-tugas polisi.

Program bertajuk “In Your Shoes Day” itu dirancang guna membantu para petugas polisi berinteraksi lebih baik dengan komunitas Muslim di Sheffield. Sersan Leonard mengatakan, pengalaman ini menjadikannya memiliki apresiasi lebih baik tentang bagaimana perasaan kaum Muslimah berjilbab ketika mereka berjalan di depan umum. [adm/warnaislam]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts