Pasca pengeboman Ritz Charlton dan JW Marriot pemberitaan oleh media televisi terkait terorisme semakin gencar dilakukan. Banyak pemberitaan televisi yang tidak masuk akal dan menjadi agenda setting media disuguhkan kepada pemirsa. Opini pemirsa digiring sesuai dengan keinginan si pemilik media.

Menurut Mashadi, Pemimpin Redaksi www.eramuslim.com, kasus ini menunjukkan bahwa media massa, khususnya televisi tidak berada dalam posisi yang obyektif.

“Banyak pemberitaan media yang sudah menyimpulkan persoalan sebelum ada pembuktian dari pihak kepolisian,” jelas Mashadi melalui sambungan telepon.

Akibatnya, kata Mashadi, dengan cara kerja media yang seperti ini banyak pihak yang dirugikan. Seperti yang dialami keluarga Nurhasbi alias Nursahid. Dalam pemberitaan Nurhasbi dituduh sebagai pelaku pengeboman. Setelah tes DNA tuduhan itu tidak terbukti.

Meski melegakan karena terbebas dari tuduhan, tapi nama keluarga besar Nurhasbi telah tercoreng oleh stigmatisasi yang dibangun media.

Sayangnya, tambah Mashadi, sampai detik ini belum ada satu media pun yang mengklarifikasi dan memintaa maaf kepada keluarga Nurhasbi.

“Saya kira keluarga Nurhasbi dan korban-korban lainnya berhak memperkarakan media-media yang telah melakukan stigmatisasi,” jelas lelaki yang juga sebagai Ketua Forum Umat Islam (FUI) ini. [adm/hidayatullah]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts