Jakarta - Penangkapan Mohamad Jibril dinilai aneh karena sebelum ditetapkan sebagai buron, Jibril ada di seputaran Jakarta dan bergerak leluasa. Dua jam setelah pengumuman buron, Jibril dibekuk saat hendak menuju rumahnya di Pamulang, Tangerang.

Ditanya tentang kejanggalan itu, Kadiv Humas Polri Irjen Pol Nanan Soekarna berkelit bahwa setiap proses penangkapan ada prosedur yang harus diikuti.

"Kita kan negara hukum. Ingat, menangkap teroris bukan dengan semaunya. Harus ada indikasi, ada alat bukti yang cukup, baru kepolisian bisa bertindak," ujar eks Kapolda Sumut ini di kantornya, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu (26/8/2009).

Kejanggalan penangkapan Jibril sebelumnya diutarakan oleh keluarga Jibril. Menurut Ustadz Abu Jibril, ayah Mohamad Jibril, polisi tak pernah mencari anaknya di kantor atau pun rumahnya. Pemuda 30 tahun itu juga bebas beraktivitas saban hari.

Sedang pengamat terorisme Al-Chaidar menilai polisi mengalami disorientasi. "Saya melihat telah ada disorientasi yang salah karena sejak peledakan JW Marriott polisi terus mengaitkan ke sana kemari," ujarnya.

Chaidar yakin pemilik situs Arrahmah tersebut tidak terlibat dalam pemboman di Hotel JW Marriot-Ritz-Carlton 17 Juli lalu. Penangkapan Jibril disinyalir lebih kepada materi pemberitaan arrahmah.com yang selalu membela tersangka teroris.

Saat ditanya peranan Jibril yang diungkap Polisi terkait pendanaan luar negeri, Chaidar secara tegas membantahnya. Ia menyatakan bahwa Jibril mejalankan bisnisnya untuk bisnisnya sendiri. [adm/voa-islam]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts