JAKARTA - Ada yang berbeda dengan pelaksanaan i’tikaf di Masjid Raya Pondok Indah (MRPI) tahun ini. Jika jamaah biasanya dapat memesan paket sahur lewat kupon, pada tahun ini tak akan ada lagi kupon sahur. Sebagai gantinya, panitia menyediakan bazar sahur di pelataran parkir masjid. Kenapa?

Rupanya, pengurus masjid hanya ingin membebaskan peserta untuk memilih menu sahur yang disukai, “Makanya, kami menyediakan bazar sahur. Yang lalu-lalu kan, kami hanya menyediakan nasi padang, khawatir tidak semua jamaah suka,” jelas Pak Fatah, dari Bidang Peribadatan dan Dakwah MRPI. Selain bazar sahur, pada Ramadhan kali ini, MRPI menggelar bazar jajanan buka, yang dilaksanakan hingga hari ke-15 Ramadhan, dan bazar fashion dan umum, diadakan selama 3 hari menjelang i’tikaf. MRPI juga mengadakan beberapa kegiatan, seperti: tarawih, tadarus, kuliah subuh, kuliah zuhur, dan i’tikaf. Untuk melayani kebutuhan jamaah, pengurus MRPI menyediakan loker hingga 50 buah yang dapat digunakan oleh peserta i’tikaf. Tidak ada kegiatan khusus dalam rangkaian i’tikaf di MRPI, pengurus hanya memfasilitasi peserta dengan shalat malam dan muhasabah selama 10 hari terakhir Ramadhan.

MRPI berlokasi di pusat keramaian di segitiga Pondok Indah, berseberangan dengan Mall Pondok Indah dan sejajar dengan Ranch Market. MRPI terdiri dari dua lantai, lantai atas digunakan untuk ruang shalat utama, sedangkan lantai bawah untuk ruang serbaguna. MRPI juga dilengkapi dengan ruang wudhu, perpustakaan, ruang kantor, gedung, dan ruang jaga. Menara masjid yang tingginya 50 meter, berbentuk runcing ke atas yang berakhir pada bulan bintang, mencerminkan bentuk seberkas cahaya yang menerangi bumi dari bulan bintang, yang melambangkan bahwa Islam merupakan cahaya penerang bagi bumi beserta seluruh alam. MRPI diresmikan pada 4 Desember 1992 oleh Wakil Presiden RI saat itu, H. Sudharmono, S.H. (sejarah MRPI)

Ada satu kegiatan menarik yang dilaksanakan oleh MRPI setiap Ahad sore, yaitu kajian mengenai kematian. Dengan tema “Di Balik Tirai Kematian”, MRPI menarik minat masyarakat untuk mengikuti paket kajian tersebut. “Animo masyarakat positif, diikuti oleh 60—70 orang,” terang Pak Fatah. Paket Kajian Ramadhan ini diselenggarakan untuk menarik minat masyarakat agar meramaikan masjid. Selain mendapat ilmu tentang kematian (alam barzah dan langkah-langkah menuju maut), peserta juga dapat berdialog dengan narasumber mengenai persiapan menyambut kematian.

Masjid yang dapat menampung hingga 5000 jamaah ini sedang belajar menjadi Event Organizer (EO) pada Ramadhan tahun ini. MRPI telah berkoordinasi dengan belasan masjid lain untuk mengadakan kegiatan takbir keliling (tarling), safari produk, dan safari kemenangan. Safari kemenangan akan digelar di tempat-tempat rekreasi, hasil kerja sama MRPI dengan EO-EO yang pernah menggelar acara di MRPI. Selain menggelar acara di luar, MRPI juga bekerja sama dengan beberapa instansi, seperti Pos Kota dan TPI (dalam acara Bengkel Hati).

MRPI merupakan bagian dari kompleks perumahan Pondok Indah. Sebagai sarana peribadatan, masjid ini juga merupakan tempat umum sehingga jamaah yang memadati masjid tak hanya berasal dari kompleks perumahan Pondok Indah. Jamaah yang datang ke MRPI berasal dari masyarakat sekitar MRPI, karyawan kantor, dan juga musafir. Melihat kondisi jamaah yang menyukai pengetahuan praktis, MRPI mengadakan kajian-kajian yang sifatnya tematis tanpa harus berpikir rumit. Misalnya dengan menggelar kajian tafsir hadits dan tafsir quran setiap Rabu malam. Selain itu, jamaah juga dapat mengikuti ceramah pada Ahad pagi dan kajian bulanan yang diisi oleh Ustadz Jefri dan Aa Gym (setiap Senin pekan ketiga dan Selasa pekan kedua).

Dengan jumlah jamaah yang banyak dan beragam, membuat MRPI kerja ekstra dalam mengupayakan keamanan, terutama saat Ramadhan. “Makanya, kami selalu mengimbau jamaah untuk menjaga barang bawaannya,” tegas Pak Fatah. Tak heran, dari benda kecil, seperti kunci dan kacamata hingga sepeda motor pernah hilang atau kecurian di MRPI. “Apalagi puncaknya saat i’tikaf nanti, biasanya yang banyak lapor kehilangan adalah kehilangan handphone,” ucap Pak Fatah mengingatkan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, MRPI telah menyiagakan petugas keamanan dan juga personil TNI.

Kendala lain yang dihadapi MRPI adalah masalah kebersihan dan pengelolaan masjid. Pak Fatah menjelaskan, “Pada dasarnya, karena letaknya yang strategis, dekat mall, setidaknya kebersihan masjid ini harus sama dengan mall. Ini jadi motivasi buat kami, para pengurus, karena berhubungan dengan pihak ketiga. Oleh karena itu, kamu berusaha profesional.”

Sisi manajemen yang profesional di MRPI adalah pengelolaan keuangan. MRPI telah menerapkan banking system dan juga sistem kepegawaian sejak tahun 1998. Laporan keuangan MRPI juga diaudit setiap tahunnya. Tak heran, dengan manajemen tersebut, masjid yang juga terkenal dengan menaranya yang unik ini menjadi masjid kebanggaan di wilayah Pondok Indah. [adm/eramuslim]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts