PADANG -- Maksud hati mengirim bantuan, tapi yang muncul justru kerusakan. Begitulah nasib yang dialami helikopter milik marinir Amerika Serikat (AS). Kibasan baling-baling helikopter itu merusak penampungan sementara di Desa Ambung Kapur, Kecmatan Tujuh koto, Kabupaten Pariaman, Sumbar, Sabtu (10/10).

Ketika tiupan angin dari heli semakin kencang, warga dan relawan mulai berlarian namun beberapa dari mereka jumpalitan diterjang angin. Bangunan triplek yang didirikan lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) rusak. Sementara beberapa tenda peleton yang digunakan sekolah darurat dan dapur umum juga ikut terbang.

Luka cukup parah dialami salah seorang relawan ACT, Ardison (32). Dia mengalami luka robek di kepalanya dan memerlukan lima jahitan untuk mengobatinya. Kepalanya terkena pecahan triplek yang terbang tertiup angin kibasan baling-baling helikopter. Relawan lainnya mengalami luka memar karena terkena balok kayu dan bangku yang beterbangan.

Heli ini berukuran cukup besar, hampir sebesar bis AKAP di Tanah Air dan dilengkapi persenjataan yang cukup canggih. Di badan heli tertulis Marines. Heli ini akhirnya mengurungkan niatnya untuk mendarat.

Menurut informasi heli itu sedianya akan menurunkan bantuan bagi korban gempa di Kabupaten Pariaman. Namun alih-alih memberikan bantuan malah merusak fasilitas yang ditujukan bagi korban gempa. "Sudah, jangan diundang lagi helikopter itu. Lebih parah daripada gempa bumi kemarin," ujar Mande, salah seorang ibu yang berada di tempat kejadian ketakutan. Sementara penanggung jawab proyek pembangunan shelter ACT, Maulana Yusuf, berniat meminta ganti rugi atas kejadian ini. [adm/republika]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts