VILNIUS – Pada Selasa lalu, Presiden Lithuania memerintahkan sebuah investigasi terhadap penjara rahasia CIA yang digunakan untuk menahan tersangka Al Qaeda di Lithuania selama lebih dari setahun yang dimulai pada tahun 2004.

Ternyata, terkuaknya rahasia tersebut dipicu laporan eksklusif ABC News pada bulan Agustus lalu yang mengatakan bahwa CIA memiliki sebuah penjara rahasia di berbagai negara, termasuk di Lithuania.

“Jika ini benar,” ujar Presiden Dalia Grybauskaite. “Lithuania harus membereskannya, menerima tanggung jawab, meminta maaf, dan berjanji bahwa itu tidak akan pernah terjadi lagi.”

Dalam sebuah konferensi pers dengan Dewan Komisi HAM Eropa, Grybauskaite mengumumkan investigasi itu setelah jelas bahwa upaya parlemen Lithuania tidak mencukupi.

Di bulan Agustus, ABC News melaporkan bahwa CIA membangun sebuah penjara rahasia di suatu wilayah pemukiman di Vilnius sejak bulan September 2004 hingga November 2005. CIA menggunakan penjara itu untuk menahan dan menginterogasi delapan tahanan Al Qaeda tingkat tinggi yang ditangkap di seluruh dunia pasca 11 September. Lithuania adalah satu-satunya negara Eropa yang tidak diketahui menyediakan apa yang disebut “situs hitam”, setelah Polandia dan Rumania dilaporkan akhir 2005 oleh Brian Ross dari Washington Post dan ABC News.

CIA membangun penjara untuk para tahanan Al Qaeda di seluruh dunia sebelum Presiden Obama memerintahkannya untuk ditutup sesaat setelah menjabat awal tahun ini. Di antara negara-negara tersebut antara lain adalah Thailand, Afghanistan, Maroko, dan tiga negara Eropa timur.

CIA diyakini menggunakan teknik-teknik interogasi khusus dalam menanyai para tersangka itu, termasuk waterboarding. Seiring perkembangan, perdebatan di Amerika terkait teknik interogasi dan penyiksaan pemerintah tampaknya lebih banyak mengambil dimensi Eropa.

Penjara Lithuania adalah “situs hitam” terakhir yang dibuka di Eropa, setelah penjara rahasia CIA di Polandia ditutup akhir 2003. Pada bulan September 2004, catatan penerbangan Eropa dan AS yang diperiksa oleh ABC News mengungkapkan adanya penerbangan yang disewa oleh CIA langsung dari Afghanistan ke Lithuania. Pada tanggal 20 September 2004, sebuah pesawat 707 dengan nomor badan N88ZL terbang dari markas udara Bagram ke Vilnius. Menurut beberapa mantan pejabat CIA, pesawat itu membawa seorang tahanan Al Qaeda yang dipindahkan dari salah satu fasilitas penahanan CIA ke fasilitas penahanan yang lain.

Bulan Juni 2005, sebuah pesawat Gulfstream IV bernomor N63MU, terbang langsung dari Kabul ke Vilnius. Beberapa mantan agen intelijen yang terlibat dalam program penjara CIA mengkonfirmasi bahwa pesawat itu melakukan transfer tahanan ke Lithuania. Namun, penjara Vilnius ditutup setelah penjara CIA di Polandia dan Rumania dilaporkan oleh pers pada bulan November 2005.

Bulan Agustus lalu, dalam sebuah respon tertulis terhadap laporan ABC.com pemerintah Lithuania membantah negaranya menjadi tuan rumah penjara CIA, mengatakan bahwa “Pemerintah Lithuania membantah semua rumor dan interpretasi mengenai dugaan penjara rahasia yang dikatakan berada di tanah Lithuania.”

Lithuania adalah penandatangan Konvensi PBB Melawan Penyiksaan dan Konvensi Eropa untuk Hak Asasi Manusia. Selain itu, sistem hukum Lithuania melarang adanya penyiksaan, penyerangan, dan penahanan di luar hukum.

“Ada isu-isu hukum yang dipertaruhkan di sini,” ujar John Sifton, seorang peneliti HAM. “Seperti halnya Polandia dan Rumania, personel CIA yang terlibat dalam penahanan dan interogasi rahasia di Lithuania tidak hanya telah melanggar hukum federal AS dan hukum internasional, tapi juga hukum Lithuania terkait penahanan tanpa dasar hukum, penyerangan, penyiksaan, dan kemungkinan kejahatan perang. Pejabat Lithuania yang bekerja dengan CIA juga melanggar hukum Lithuania.”

Sebagai akibat dari laporan ABC News.com mengenai Lithuania, Dewan Eropa membuka kembali investigasi terhadap keterlibatan Lithuania dalam Program CIA.

“Kami tidak dapat memposisikan Lithuania, untuk kepentingan apapun, di mana mereka dapat menjadi target teroris internasional,” ujar Presiden Grybauskaite. “Baik Lithuania maupun AS harus memberikan jawaban atas pertanyaan ini.”

Sementara itu, badan intelijen AS menolak untuk berkomentar atas laporan ABC News.com itu. “CIA tidak mendiskusikan secara terbuka di mana fasilitas terkait program penahanan di masa lalu berada,” ujar juru bicara CIA Paul Gimigliano pada ABC News. “Kami tidak mengomentari klaim-klaim semacam itu, yang telah muncul di media dari waktu ke waktu selama bertahun-tahun. Menayangkan tuduhan semacam itu berbahaya, berpotensi mengekspos jutaan orang terhadap ancaman langsung. Itu tidak bertanggung jawab.”

Seorang mantan agen CIA mengataan bahwa pemerintah Lithuania menyetujui penjara rahasia itu karena tertarik untuk meningkatkan hubungan dengan AS. Namun, negara itu tidak mendapat tawaran insentif apapun untuk kerjasamanya tersebut. “Kami tidak perlu memberi insentif,” ujar seorang mantan pejabat intelijen. “Mereka senang telah kami dengarkan.” [adm/suaramedia]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts