Satu minggu setelah tindakan keras mematikan yang dilakukan oleh junta militer Guinea - mayoritas Muslim Guinea yang merupakan para pendukung kelompok oposisi, mengungkapkan kisah mengerikan yang muncul kepermukaan terkait dengan terjadinya perkosaan massal terhadap muslimah Guinea.


"Kami mendengar suara tembakan (dan) saya mencoba melarikan diri," kata seorang wanita setengah baya, yang berpartisipasi dalam demonstrasi oposisi pekan lalu di stadion Conakry, kepada The New York Times pada Selasa kemarin.

Tetapi sewaktu perempuan yang ketakutan tersebut mencoba untuk melarikan diri, ia dilarang oleh tentara.
"(Tiba-tiba)  suasana sudah seperti kandang ayam."

Satu prajurit memukul kepalanya dengan senapan dan kemudian mulai pelecehan seksual padanya.

"Dia memukul saya dan merobek pakaianku. (Kemudian) dia meletakkan tangannya di dalam diriku, "kata wanita itu menangis.

PBB mengatakan 150 orang tewas dalam peristiwa kekerasan oleh junta militer Guinea, sementara Organisasi Hak Asasi Manusia Guinea menyebutkan 157 orang yang tewas.

Aktivis hak asasi manusia mengatakan mereka telah menyusun kesaksian dari sekitar 30 perempuan yang mengatakan mereka telah diperkosa selama tindakan keras aparat militer terhadap para demonstran.

"Saya berumur 57 tahun namun mereka tetap menelanjangi diriku! kata seorang wanita, menunjukkan memar di lengan dan bokongnya.

"Seorang prajurit yang memiliki pisau, merobek semua pakaianku," kenangnya, menyakitkan.

"Saya katakan kepada mereka," Aku ibumu." Mereka menyodok bokongku dengan pisau dan mereka memukulku dengan keras."

Wanita tersebut juga melihat beberapa wanita lain dipaksa ditelanjangi dan disiksa.

"Saya melihat prajurit meletakkan senjata mereka ke dalam bagian-bagian pribadi perempuan ketika mereka memukul saya."
Wanita yang trauma itu mengatakan mimpi buruk akan meninggalkan mereka dengan ketakutan psikologis untuk sepanjang hidup mereka.

"Kami trauma," kata wanita setengah baya berkata pelan, menatap ke bawah.

"Aku tidak bisa tidur di malam hari, setelah apa yang kulihat .... Dan aku takut."

Perkosaan massal telah mengejutkan semua orang di negara Afrika barat tersebut, di mana umat Islam merupakan hampir 85 persen dari 10 juta penduduk.

"Kali ini, tahap baru telah tercapai," kata Sidya Touré, mantan perdana menteri yang ikut dipukul di stadion Conakry, kepada surat kabar Times.

"Perempuan telah menjadi target medan pertempuran. Kami tak pernah membayangkan hal itu. "

Toure, kini menjadi seorang pemimpin oposisi, sembari mengatakan ia juga mengalami penganiayaan oleh tentara perempuan yang menggunakan senapan barel.

"Bagaimana orang bisa mendapatkan ide untuk mulai memperkosa wanita di siang hari bolong?" katanya.
"Ini sangat bertentangan dengan budaya kami." [adm/eramuslim]

1Komentar

Posting Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts