Pengadilan Italia menjatuhkan sanksi hukuman penjara pada 23 mantan agen CIA atas kasus penculikan seorang ulama Muslim dengan cara dipindahkan ke negara lain. Cara ini dilakukan pada masa pemerintahan George W. Bush sebagai bagian dari kampanye perang melawan terorisme.

Pengadilan dilakukan in-absentia (tanpa kehadiran para terdakwa) karena pemerintah AS menolak mengekstradisi agen-agen intelejennya itu. Ini adalah pengadilan pertama dari banyaknya kasus serupa yang dilakukan oleh agen-agen CIA. Meski tanpa kehadiran para terdakwa, para aktivis hak asasi manusia menyambut positif keputusan hakim Oscar Magi, karena mereka sejak lama memprotes praktik "penculikan dan pemindahan korban ke negara lain" yang dilakukan oleh pemerintahan Bush.

Hassan Osama Nasr, ulama Muslim kelahiran Mesir yang menetap di kota Milan, Italia, diculik dan diterbangkan ke Mesir pada tahun 2003. Operasi penangkapan ini dilakukan atas kerjasama agen-agen CIA dengan agen intelejen militer Italia, SISMI. Setelah dibebaskan, Nasr mengggugat penangkapannya ke pengadilan Italia.

Agen-agen CIA yang divonis pengadilan Italia hari Rabu kemarin adalah mantan kepala CIA di Milan, Robert Seldon Lady yang divonis hukuman delapan tahun penjara dan sisanya, 22 mantan agen CIA divonis hukuman lima tahun penjara. Namun, mantan kepala CIA untuk Italia, Jeffrey Castelli dan kepala agen intelejen militer Italia, SISMI, Nicolo Pollari lolos dari proses hukum atas dasar perlindungan dalam undang-undang kerahasiaan negara. Sedangkan dua warga negara AS lainnya yang menjadi terdakwa, kata Magi, juga lolos dari jerat hukum karena memiliki kekebalan diplomatik.

Jaksa penuntut dalam kasus ini, Armando Spataro mengatakan, pengadilan yang sudah berlangsung sejak bulan Juni 2007 menguak "kebenaran dari penyelidikan" yang dilakukan selama ini. Selain hukuman penjara, para terdakwa juga harus membayar kompensasi masing-masing sebesar satu juta euro pada Nasr dan 500.000 euro pada isteri Nasr selaku korban.

Atas putusan pengadilan Italia, Presiden AS Barack Obama melalui juru bicara departemen luar negerinya menyatakan kecewa namun tidak mengungkapkan lebih jauh langkah apa yang akan diambil AS untuk menyikapi hasil pengadilan Italia itu. [adm/eramuslim]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts