Rata PenuhTEL AVIV – Kepala staf militer Israel, Gabi Ashkenazi, menyatakan bahwa tentara bersenjata Israel tidak akan memberikan toleransi terhadap para prajurit yang tidak mematuhi perintah.

“Kami sama sekali tidak memiliki toleransi terhadap ketidakpatuhan, tidak peduli di sisi politik mana prajurit yang bersangkutan berdiri,” kata Ashkenazi pada hari Senin, sebagaimana dikutip oleh Haaretz.

Pucuk pimpinan IDF tersebut melontarkan komentarnya setelah sejumlah pasukan tempur dari berbagai unit yang tergabung dalam brigade Kfir mengumumkan bahwa mereka tidak akan menjalankan perintah militer untuk mengevakuasi pemukiman Yahudi ilegal yang dibangun di Tepi Barat.

“Masih ada kemungkinan bahwa dalam masa tugas, IDF akan memerlukan bantuan prajurit untuk menjalankan beberapa misi, dan orang-orang yangmembuat perbedaan adalah para prajurit yang bertigas di garis depan,” kata kepala IDF tersebut.

“Tidak perlu menjadi pakar militer untuk memahami bahwa bahkan setelah 61 tahun berlalu, masih ada beberapa tetangga kita yang tidak mengakui hak kita semua untuk tinggal “secara damai” di Israel,” kata Gabi Ashkenazi di pusat perekrutan militer Tel Hashomer.

Mengenai protes yang baru-baru ini digelar Brigade Kfir untuk menentang pembongkaran pemukiman Yahudi ilegal, Ashkenazi mengatakan bahwa militer adalah militer, dan tidak seharusnya terseret dalam arus perselisihan politik.

Anggota Knesset (parlemen) dari Partai Kadima, Tzahi Hanegbi, yang mengepalai Komite Pertahanan dan Urusan Luar Negeri, juga berbicara di hadapan para rajurit dan membahas ancaman-ancaman yang dihadapi Israel.

“Tajuk utama surat kabar membahas mengenai ancaman Iran, masalah dengan Hamas di selatan, dan dengan Hizbullah di utara, Israel akan mampu selamat dan melalui ancaman-ancaman ini,” katanya.

Pada hari Sabtu, Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak, menegaskan janjinya untuk menghukum para prajurit yang menolak menjalankan perintah, ia mengatakan bahwa Israel tidak akan segan untuk menghancurkan fenomena pembangkangan semacam itu.

“Sebuah negara yang masih ingin terus berjaya harus mengakhiri segala bentuk pembangkangan dari kubu kanan dan kiri dengan tangan besi,” kata Barak.

Pada awal bulan ini, kepala rabbi militer Israel menyerukan kepada para taruna militer untuk tidak menunjukkan pengampunan ketika mereka berada dalam perang, karena jika tidak, maka mereka akan “dilaknat”.

“Pada masa-masa perang, siapapun yang tidak bertempur dengan sepenuh hati dan jiwa akan dilaknat, jika prajurit tersebut tidak membaiarkan pedangnya dibasahi oleh darah,” kata Brigadir Jenderal Avichai Rontzki kepada harian Israel Haaretz.

Seluruh pelajar SMU di Israel, termasuk kaum wanita, diperintahkan untuk bergabung dalam satuan militer setelah lulus. Dua tahun untuk kaum wanita dan tiga tahun untuk pria. Jika perintah tersebut ditolak, maka mereka harus menjalani hukuman penjara.

Meski demikian, saat ini ada semakin banyak warga Israel yang menghindari wajib militer. Menurut data statistik militer, hampir setengah pria Israel menghindari wajib militer yang harus dijalankan selama tiga tahun.

Sejumlah pelajar senior SMU meluncurkan Shministim, sebuah gerakan penolakan, pada tahun 2008, dengan dipublikasikannya surat terbuka yang mengumumkan penolakan mereka untuk mengabdi pada militer Israel di tanah Palestina terjajah.

Penandatanganan surat tersebut juga menyampaikan alasan penolakan mereka untuk bergabung dengan IDF karena penindasan dan keberingasan militer Israel di tanah Palestina, termasuk pos penjagaan, pembunuhan dengan target, pemisahan jalanan yang hanya diperuntukkan bagi Yahudi, dan tindakan-tindakan lain yang mendukung kebijakan perampasan tanah, pencaplokan wilayah dan pelanggaran hak asasi manusia rakyat Palestina.

Agresi mematikan terakhir Israel terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza merenggut nyawa lebih dari 1.400 orang dan melukai lebih banyak lagi, sebagian besar diantaranya adalah wanita dan anak-anak.

Sebuah laporan PBB menuding militer dan pejabat pemerintah Israel telah melakukan kejahatan perang dan kejahatan kemanusiaan dalam operasi militer tersebut. [adm/suaramedia]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts