Koran Zionis Israel, Haaretz, menyebut 2009 sebagai tahun yang paling memalukan bagi rezim ini. "Tahun ini, Israel lebih memalukan dari tahun-tahun sebelumnya. Sebab, perang Gaza tidak dapat disebut sebagai perang, tapi disebut sebagai agresi brutal yang mendapat penentangan masyarakat dunia," tulis Haaretz.

Koran itu melanjutkan, "Pihak-pihak yang menyetujui perang itu dan menyebutnya sebagai strategi yang benar, juga tidak dapat menutupi brutalitas Israel dengan alasan politik dan moral."

Sementara itu, di tempat berbeda, Jurubicara Gerakan Perlawanan Islam Palestina (HAMAS), Sami Abu Zuhri mengatakan, Zionis Israel tidak punya kemampuan untuk mengobarkan kembali perang dengan skala luas di Jalur Gaza.

Pernyataan Sami Abu Zuhri ini disampaikan dalam wawancaranya dengan televisi Al-Alam, menyinggung kekalahan Israel dalam melawan kelompok muqawama Palestina. Menurut Sami, Zionis butuh waktu bertahun-tahun untuk menutupi dampak kekalahan tahun lalu.

Lebih lanjut, Abu Zuhri menuturkan, laporan Hakim Richard Goldstone telah menciptakan skandal bagi Israel dan mempertanyakan eksistensi rezim itu. "Selama bangsa Palestina komitmen untuk mengembalikan hak-haknya dan berpegang teguh pada prinsipnya, maka Israel akan terus melanjutkan tindakan brutalnya," ujarnya.

Sebagaimana diketahui, serangan brutal Zionis-Israek ke Jalur Gaza perang 22 hari di Gaza pada awal April 2009 telah menggugurkan 1.450 warga Palestina termasuk 500 wanita dan anak-anak. Lebih dari 5.000 lainnya cidera. Serangan itu juga menghancurkan berbagai sarana infrastruktur di kawasan. Namun hingga kini, tak ada negara-negara besar seperti AS, Inggris, Prancis menyebut serangan Israel itu sebagai tindakan teror. Apalagi membalasnya sebagaimana yang terjadi di Iraq atau Afghanistan. [adm/hidayatullah]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts