Pejabat Departemen Keamanan Dalam Negeri secara tidak pantas mengumpulkan data intelijen mengenai Nation of Islam, sebuah kelompok Muslim kulit hitam, namun peraturan pemerintah AS secara lalai dan tidak disengaja telah dilanggar dan hanya informasi yang tersedia secara publik yang dikumpulkan, menurut dokumen yang dirilis pada hari Rabu.

Korespondensi internal menunjukkan laporan tahun 2007, yang berjudul “Nation of Islam: Suksesi Kepemimpinan yang Tidak Pasti Mendatangkan Sejumlah Risiko”, disusun oleh sebuah kelompok intelijen yang bekerja di dalam Departemen Keamanan Dalam Negeri.

Beberapa jam setelah laporan itu dikeluarkan, pemerintah menariknya, memutuskan bahwa laporan itu melanggar peraturan intelijen mengenai pengumpulan atau penyebaran informasi tentang warga negara AS untuk periode tertentu. Laporan itu telah disebarkan secara luas di internet ke sejumlah agensi federal, penegak hukum lokal dan negara bagian, beberapa komite kongresional, badan-badan intelijen, dan sebagian sektor swasta.

Salah seorang pejabat menulis, “Organisasi tersebut, terlepas dari retorikanya yang ekstrem dan berubah-ubah, belum pernah menyarankan atau terlibat dalam kekerasan dan tidak seharusnya menjadi subyek pengumpulan informasi intelijen.” Dokumen itu dirilis pada hari Rabu sebagai bagian dari tuntutan hukum Kebebasan Informasi, namun laporan Departemen Keamanan Dalam Negeri itu sendiri maupun contoh apa pun yang menurut para analis tergolong retorika ekstrem tidak dirilis.

L.A. Broughton, pejabat Departemen, menulis dalam memo tindak lanjut tahun 2008 bahwa dokumen itu membahas kemungkinan suksesi kepemimpinan dalam Nation of Islam dan arah yang akan diambil kelompok tersebut bergantung pada siapa pemimpin baru mereka, filosofi pribadinya, dan kemampuannya memelihara organisasi agar tidak semakin jauh terpecah.

Pemerintahan Obama telah berjanji untuk menjadi lebih terbuka daripada pendahulunya, dan dalam setahun terakhir mereka telah beberapa kali merilis detail-detail rahasia mengenai program anti-terorisme pemerintahan Bush, termasuk bagaimana interogator CIA menggunakan teknik-teknik keras kepada para tahanan.

Rilisan terbaru dari dokumen pemerintah adalah hasil dari tuntutan hukum Kebebasan Informasi yang berasal dari dua kelompok kebebasan sipil, Electronic Frontier Foundation dan American Civil Liberties Union.

David Sobel, konsul senior EFF, mengatakan, “Masih terdapat banyak material yang terus ditahan. Pengungkapan hari ini mengindikasikan pendekatan baru bagi Kebebasan Informasi, dan kami menyambutnya dengan baik.” [adm/suaramedia]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts