TEL AVIV – Israel mengungkapkan keberadaan pesawat tanpa awak jenis baru yang memiliki jarak tempuh yang lebih jauh. Hermes 900, jenis pesawat tersebut, diklaim mampu menjangkau wilayah Iran.

Pesawat mata-mata tanpa awak rancangan Elbit, perusahaan produsen perlengkapan pertahanan Israel, tersebut diklaim mampu meningkatkan operasi pengintaian Israel, pesawat tanpa awak tersebut juga diklaim mampu menyerang target yang bahkan berjarak 1.500 kilometer jauhnya, dengan kemampuan tersebut, tembakan Hermes 900 mampu mencapai Iran.

Pesawat Hermes generasi baru tersebut merupakan versi terbaru dari pesawat Hermes 450, yang dipergunakan dalam perang Libanon pada tahun 2006 silam. Pesawat baru tersebut diklaim mampu tetap bertahan di udara selama 36 jam dan dapat dipergunakan dalam dua tujuan, kegiatan pengintaian dan juga serangan udara.

Pesawat tersebut juga mempergunakan sistem aviasi elektronik yang baru dan dapat melakukan operasi diam-diam, yang memungkinkan Israel melakukan misi pengawasan di wilayah perkotaan.

Pesawat mata-mata tanpa awak tersebut memiliki kemampuan komunikasi satelit yang canggih dan dapat dikendalikan dari pangkalan yang sama dengan Hermes 450.

Elbit mengatakan bahwa pesawat mata-mata baru tersebut telah merampungkan penerbangan perdananya dan akan segera diproduksi lebih banyak setelah menjalani sejumlah uji coba tambahan.

Tentara Pertahanan Israel (IDF) masih belum membeli jenis pesawat baru tersebut, namun IDF telah mengoperasikan Hermes 450. IDF baru-baru ini membeli pesawat tanpa awak Heron, buatan Israel Aerospace Industries (IAI), yang dapat bertahan di udara selama 30 jam dan mampu terbang hingga ketinggian 30.000 kaki.

Uji coba pesawat Israel tersebut kemungkinan dilakukan untuk membalas uji coba peluru kendali yang dilakukan Iran baru-baru ini. Iran berhasil melakukan uji coba penembakan sebuah peluru kendali jarak jauh, Sejil 2, yang telah ditingkatkan kemampuannya. Demikian diberitakan oleh stasiun televisi pemerintahan. Pengumuman uji coba Iran tersebut kemungkinan akan semakin memanaskan suhu hubungan Iran dengan Barat.

Al alam, stasiun televisi satelit berbahasa Arab milik Iran, mengatakan bahwa peluru kendali Sejil memiliki jarak jangkauan yang lebih jauh daripada peluru kendali Shahab. Para pejabat Iran sebelumnya mengatakan bahwa peluru kendali Shahab mampu menjangkau target yang berjarak hingga 2.000 kilometer (1.250 mil) dari lokasi peluncuran.

Hal tersebut membuat Israel dan pangkalan-pangkalan militer AS di kawasan Teluk masuk dalam jangkauan peluru kendali.

Karena beranggapan bahwa Iran merupakan “ancaman” terhadap keberadaannya, Israel, satu-satunya negara pemilik senjata nuklir di Timur Tengah, dalam beberapa kesempatan mengancam untuk menghancurkan fasillitas nuklir Iran melalui operasi militer.

Teheran mempertahankan program nuklirnya dan mengatakan bahwa program nuklirnya murni bertujuan damai dan sejalan dengan kerangka kesepakatan non-proliferasi nuklir (NPT). Iran merupakan salah satu negara yang menandatangani kesepakatan tersebut.

NPT memberikan hak kepada negara-negara anggotanya untuk mengembangkan teknologi nuklir degan tujuan damai.

Iran memperingatkan Israel bahwa pihaknya akan melakukan serangan balasan yang mematikan jika Tel Aviv melakukan tindakan bodoh dalam bentuk serangan terhadap Iran.

“Satu langkah saja keluar jalur, pesawat tempur Israel akan hancur berkeping-keping,” kata Amir Ali Hajizadeh, Komandan Pasukan Udara Garda Revolusi Islam.

“Bahkan jika pesawat-pesawat Israel mampu lolos dari sistem pertahanan kami yang canggih, pesawat-pesawat itu tidak akan lagi kembali ke pangkalan, karena peluru kendali kami akan menghancurkan pangkalan militer Israel,” tambahnya. [adm/suaramedia]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts