Arab Saudi - Arab Saudi telah membawa pulang kembali lebih dari 10.000 artefaknya dari berbagai negara. Demikian kata Pangeran Sultan bin Salman, Ketua Saudi Commission for Tourism And Antiquities (SCTA) Rabu lalu.

"Membawa pulang kembali barang-barang kuno sekarang ini menjadi isu nasional," katanya seraya menambahkan bahwa pemerintah akan memeruskan upayanya membawa pulang artefak-artefak milik Saudi yang bercerceran di banyak negara.

Ia mengatakan, sebuah pameran yang menampilkan barang-barang kuno tersebut akan segera dgelar.

Pangeran Sultan menyampaikan, SCTA bekerja sama dengan badan-badan pemerintah lainnya akan mencegah pencurian barang-barang peninggalan kuno, khususnya yang berupa warisan dari situs-situs Islam di Mekah dan Madinah.

Ia memberitahukan adanya rencana untuk mendirikan sebuah museum Islam dan nasional besar di Istana Al-Khozam di Jeddah dan musium Al-Quran di Madinah.

Di samping itu, saat ini pembangunan 12 museum baru di berbagai wilayah kerajaan juga sedang dilakukan.

"Sejauh ini kita sudah memberikan ijin kepada 70 lebih musium swasta yang ada di kerajaan. Dan segera akan memberikan dukungan finansial kepada museum-museum itu dengan cara bekerja sama dengan bank, lembaga-lembaga publik dan swasta lainnya," papar Pangeran Sultan di kediaman Abdul Maqsood Khoja, pengusaha terkenal Saudi.

Pangeran mengatakan, kerajaan akan menyelenggarakan konferensi internasional pertamanya untuk menampilkan warisan-warisan arsitektur pada 18 April mendatang.

"Kami telah menerima permintaan sedikitnya dari 8 pusat pameran dunia yang akan menampilkan benda-benda kuno Saudi," ujarnya.

Ia juga mengatakan, SCTA bersama sektor swasta sedang merancang sebuah perusahaan untuk membangun hotel-hotel bertema warisan leluhur.

"Komisi ini berkomitmen untuk mengubah persepsi masyarakat terhadap warisan nasional dan peninggalan-peningalan kunonya ke arah yang lebih baik."

"Arab Saudi dipenuhi dengan benda-benda kuno yang jumlahnya sangat banyak dan bernilai tinggi. Memberikan perlindungan atas artefak-artefak ini merupakan tugas bangsa," katanya seraya menambahkan bahwa kerajaan tidak akan membiarkan adanya penyelundupan barang-barang antik.

Pangeran Sultan juga menjelaskan tentang pendaftaran situs bersejarah ke UNESCO. Katanya, pendaftaran itu bisa memakan waktu bertahun-tahun. Sebagai contoh pendaftaran Madain Saleh yang memerlukan waktu hingga 4 tahun.

"Kami telah mempresentasikan sebuah permohonan ke UNESCO untuk mendaftarkan kawasan bersejarah Jeddah. Dan kami berharap akan terpilih dua tahun mendatang," katanya.

"Sekarang kami sedang melaksanakan sejumlah program untuk mewujudkan Jeddah Lama menjadi situs peninggalan arsitektur bertaraf internasional. Dan kami menghadapi banyak tantangan."

Istana-istana tua yang dibangun pada masa Raja Saud kini sedang direnovasi.

"Kami telah merampungkan renovasi atas istana-istana tersebut sebanyak 90%, dan menjadikannya museum-museum dan pusat kebudayaan," kata Pangeran Sultan.

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts