Masa jabatan Mursyid Am al-Ikhwan al-Muslimun (Ikhwan) Muhammad Mahdi Akif kurang lebih tinggal sebulan lagi. Awal tahun nanti, Akif sudah harus lengser dari jabatannya dan digantikan. Siapakah kira-kira sosok tokoh yang akan menggantikan Akif sebagai pucuk tertinggi organisasi Islam internasional itu?

Pertanyaan inilah yang rupanya menjadi bara di dalam tubuh Ikhwan. Dua kubu dalam organisasi itu, yaitu konservatif dan reformis, kian bergesekan terkait pengajuan nama yang akan dicalonkan sebagai pengganti sang Mursyid.

Surat kabar independen Mesir, as-Syuruq (29/11) melansir, beberapa pejabat tinggi Ikhwan mengatakan jika Ikhwan tidak pernah sampai pada babak pergesekan sepanas ini. Pangkal pergesekan pun bermuara pada nama calon pengganti Akif.

Masing-masing kubu, baik konservatif, yang dikepalai oleh Dr. Muhammad Izzat, maupun reformis, yang dihului oleh Dr. Abdul Mun'im Abul Futuh dan generasi 70-an, memiliki nama dan kriteria pengganti mursyid masing-masing.

Beberapa pihak mencalonkan Dr. Muhammad Habib sebagai pengganti Akif. Habib saat ini menjabat sebagai wakil mursyid I, sebuah jabatan yang dipandang paling mendekati mursyid am. Sementara itu, ada pula pihak lain yang mengajukan nama Muhammad Badi', yang saat ini menjabat kepala biro pendidikan Ikhwan.

Muhammad Badi' merupakan sosok kawakan. Ia bergabung dengan Ikhwan sejak tahun 1959 silam melalui sayap Ikhwan Suriah. Lamanya masa pengabdian di Ikhwan menjadikannya memiliki pengalaman dan kecakapan lebih untuk memimpin. Badi' sendiri diprediksikan akan mendapatkan dukungan dari kubu konservatif.

Sementara itu, Muhammad Habib dipandang sebagai sosok yang moderat, yang mampu menjembatani ketegangan antara kubu konservatif dengan reformis. Habib juga dipercaya mampu melakukan reformasi organisasi yang selama ini dipandang jumud. Selain itu, Habib juga dipandang mampu memainkan langkah-langkah politik yang signifikan. Kubu reformis, yang kebanyakan berasal dari generasi 70-an, dipercaya akan memberikan dukungan kepada sosok Habib.

Namun, di antara dua nama calon itu, mencuat juga nama calon lainnya, yaitu Ir. Badi' as-Syathir. As-Syathir bahkan digadang-gadang sebagai mursyid yang ditunggu-tunggu (al-Mursyid al-Muntazahr) atau mursyid ke-8. Sayangnya, as-Syathir ditangkap pemerintah dan divonis 5 tahun penjara. Saat ini, as-Syathir sudah menjalani masa 3 tahun tahanan, dan masih tersisa 2 tahun lagi. [adm/eramuslim]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts