AS menciptakan "teror" baru dibalik perang melawan teror yang dikampanyekannya. Teror itu disemainya lewat kamp-kamp penjara rahasia yang tersebar di berbagai negara.

Hal itu terungkap dalam laporan tim investigasi hak asasi manusia PBB, Rabu (27/1). Dalam laporan itu disebutkan, keberadaan kamp-kamp penjara rahasia yang dibuat atas dasar kampanye perang AS melawan teror itu memicu makin meningkatnya kasus-kasus kejahatan terhadap kemanusiaan.

"Kamp-kamp penjara itu masih digunakan dengan mengatasnamakan perang melawan terorisme di seluruh dunia. Jumlahnya menambah panjang daftar pelanggaran hak asasi manusia yang tidak bisa dibenarkan dengan apapun, termasuk dalam situasi darurat," demikian laporan dari hasil penelitian tim investigasi PBB yang dilakukan selama tahun 2009. Laporan tersebut akan disampaikan ke Dewan HAM PBB yang bermarkas di Jenewa bulan Maret mendatang.

Dalam laporan setebal 222 halaman itu juga menyebutkan, jika dilihat dari cakupan dan perlakuan sistematis yang terjadi di kamp-kamp penjara rahasia itu, bisa disimpulkan bahwa sudah terjadi kejahatan terhadap kemanusiaan.

Tim investigasi PBB melakukan penelitian di kamp-kamp penjara rahasia yang tersebar di 44 negara dan meminta negara yang bersangkutan menjawab daftar pertanyaan terkait praktek-praktek yang dilakukan di kamp-kamp rahasia tersebut. Tim tersebut juga mewawancarai 30 orang yang menjadi korban penahanan di kamp-kamp penjara tersebut, menanyai kerabat atau penasehat hukumnya. Mereka meminta pemulihan, rehabilitas dan kompensasi bagi para korban dan keluarga korban serta proses hukum bagi para pelaku pelanggaran kemanusiaan.

Menurut hasil studi tim investigasi PBB, kampanye perang melawan teror yang dilakukan AS yang telah memicu berdirinya kamp-kamp penjara ilegal di berbagai negara di dunia. Disebutkan bahwa pasca serangan 11 September 2001, Presiden AS ketika itu George W. Bush mendeklarasikan "perang melawan teror" dan untuk itu ia membangun jarangan "kamp-kamp hitam" di seluruh dunia untuk menahan orang-orang yang dicurigai terlibat terorisme. Para tahanan di kamp-kamp tersebut tidak tersentuh oleh proses hukum yang layaknya berlaku.

"Kebijakan kamp rahasis bentuknya bermacam-macam. CIA membuat jaringan kamp penjara rahasianya sendiri untuk menginterogasi apa yang mereka sebut sebagai 'tahanan-tahanan bernilai tinggi'," seperti yang tertulis dalam laporan itu.

Tim investigasi PBB juga mengungkapkan bahwa setelah invasi AS ke Irak dan Afghanistan, para tawanan dipindah-pindahkan secara rahasia dari satu kamp-kamp lain di berbagai negara, setelah diinterogasi oleh CIA. CIA meminta negara yang menjadi partnernya, yang memiliki catatan hak asasi manusia buruk untuk diam-diam menahan dan menginterogasi tahanan-tahanan bersangkutan.

Dari fakta-fakta yang berhasil diungkap tim investigasi PBB, sejumlah negara terlibat dalam pengoperasian kamp-kamp penjara rahasia dan praktek-praktek tak manusiawi yang diberlakukan di kamp-kamp tersebut, dan biang kerok dari semua pelanggaran serta teror itu adalah AS lewat badan intelejennya CIA. [adm/eramuslim]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts