NEW DELHI – Sejumlah pejabat tinggi India berpendapat bahwa Pakistan berada di balik teror yang melanda India akhir-akhir ini.

K. Narayanan, Penasehat Keamanan India, menyatakan bahwa India percaya Pakistan masih menggunakanan teror sebagai sarana kebijakan. Kepada sebuah harian Inggris di New Delhi, Narayanan menyatakan bahwa Pakistan tidak mengambil tindakan apa pun untuk meredam kelompok militan sejak serangan Mumbai.

Narayanan juga mengkritik Inggris karena telah menerima alasan bahwa kelompok-kelompok tersebut berada di luar kendali Pakistan. “Inggris masih ragu-ragu dalam hal ini,” ujarnya.

Narayanan menyatakan bahwa ia masih memandang China sebagai prioritas yang semakin tinggi bagi aparat keamanan India. Pada tanggal 15 Desember yang lalu, telah terjadi serangan cyber terhadap para kontraktor pertahanan AS serta perusahaan-perusahaan keuangan dan teknologi. Narayanan menyatakan bahwa kantornya dan departemen pemerintahan yang lain menjadi target pada hari tersebut. “Masyarakat tampaknya cukup yakin bahwa itu merupakan perbuatan China. Sulit menemukan sumbernya, namun ini adalah kecurigaan utama. Tampaknya telah ditemukan dengan baik,” kata Narayanan. China sendiri menyangkal telah berperan dalam serangan cyber tersebut.

Walau China mendapat prioritas tinggi bagi kemanan India, ancaman utama tetap datang dari kelompok militan yang berbasis di Pakistan. Termasuk diantaranya adalah kelompok yang bertanggung-jawab terhadap pengeboman di Mumbai pada November 2008. Narayanan menyatakan bahwa India merasakan ketegangan, terutama dalam mencegah pecahnya serangan militer pada Commonwealth Games di Delhi pada bulan Oktober.

Senada dengan pernyataan Narayanan, Menteri Luar Negeri India, Nirupama Rao, menyatakan pada hari Minggu (17 Januari 2010), bahwa Pakistan “perlu mengambil lebih banyak tindakan” untuk mengatasi keresahan India akibat terus berlangsungnya teror lintas batas kedua negara.

Menurut Rao, serangan teroris, serangan bom, dan penembakan yang melintasi perbatasan internasional di Kashmir adalah berasal dari sisi Pakistan. Diduga, serangan-serangan tersebut didukung oleh pemerintah Pakistan. “Terorisme yang dilancarkan terhadap India berlangsung dari wilayah Pakistan yang berada di bawah kendali Pakistan dan berasal dari Pakistan,” kata Rao kepada Karan Thapar dalam acara Devil's Advocate yang disiarkan oleh CNN-IBN pada Minggu malam.

“Semua peristiwa yang Anda lihat beberapa hari terakhir pada dasarnya menunjukkan fakta yang mendasar dan tak terbantahkan bahwa ingrastruktur terorisme yang beroperasi di luar Pakistan dan di wilayah yang berada di bawah kendali Pakistan belum ditanggulangi,” tandas Rao. “...dan itu akan terus ditujukan secara langsung kepada rakyat India. Hal itu mempengaruhi rakyat jelata.”

“Lihat apa yang sedang terjadi di Srinagar selama beberapa minggu belakangan. Lihat insiden infiltrasi yang terus berlanjut walaupun ada fakta bahwa ini merupakan musim dingin.”

“Pada musim dingin, secara tradisional, kita tidak pernah mengalami begitu banyak infiltrasi, namun hal itu terus berlanjut. Ini jelas menunjukkan bahwa ada upaya berlanjut yang secara langsung ditujukan kepada wilayah kami, ditujukan untuk menciptakan kekerasan di Kashmir dan insiden teroris.”

Menanggapi pertanyaan tentang keterlibatan badan-badan Pakistan di dalam serangan-serangan tersebut di atas, Rao menjawab, “Akan saya terangkan seperti ini. Menurut Saya, pengalaman selama dua dekade terakhir akan jelas menunjukkan kepada kita bahwa ini merupakan instrumen kebijakan negara yang diterapkan oleh badan-badan di dalam Pakistan.”

“Kita memiliki sangat sedikit bukti atau bahkan tak ada bukti sama sekali yang menunjukkan sebaliknya,” imbuh Rao.

Presiden Pakitan, Asif Al Zardari, telah menyatakan bahwa pemerintah pakisatan berkomitmen penuh untuk melaksanakan ikrar mertuanya, Zulfikar Ali Bhutto, untuk melakukan seribu perang demi membebaskan Kashmir. Ini disadari oleh Rao. Rao menyatakan bahwa miltansi dan kekerasan di Kashmir telah disertai dengan retorika terhadap India, beserta segala bentuk dan sarana propaganda yang berasal dari sisi Pakistan. “Jadi, retorika, militansi, serta kekerasan, secara bersama-sama menjadi kombinasi yang gampang terbakar”, kata Rao. Menurutnya, hal itu dapat meracuni pikiran rakyat.

Rao menyatakan bahwa India tak pernah berpaling dari dialog. Menurut Rao, terorisme mempengaruhi iklim dialog dan kemajuan dialog. “Dan ketika Pakistan menyatakan perlunya melakukan dialog, kami menyatakan bahwa Anda harus menciptakan atmosfer yang tepat bagi dialog tersebut agar dapat terus maju”, kata Rao.

“Kami menunggu dan berharap bahwa Pakistan dapat berbuat lebih banyak,” jawab Rao ketika ditanya apakah Pakistan merespon secara efektif terhadap teror yang dihadapi India dan berasal dari luar tanah Pakistan. [adm/suaramedia]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts