VATIKAN – Paus Benediktus XVI mengeluarkan perintah baru untuk para pendeta dalam menyebarkan doktrin-doktrin Kristen mereka, yakni memanfaatkan perkembangan teknologi dan menggunakan blog.
”Demi Tuhan, buatlah blog!” kata Paus Benediktus kepada para pendeta pada hari Sabtu (23/01), ia mengatakan bahwa para pendeta harus mempelajari bentuk-bentuk baru komunikasi untuk menyebarkan doktrin dalam Injil.

Dalam pesannya yang disampaikan dalam rangka peringatan Hari Komunikasi Dunia di kalangan gereja Katolik Roma, sang paus, yang berusia 82 tahun dan dikenal tidak menyukai hal-hal yang berhubungan dengan komputer atau internet, mengatakan bahwa para pendeta harus mampu memaksimalkan berbagai ”kekayaan menu” yang ditawarkan oleh teknologi baru.

”Dengan demikian, para pendeta diharuskan untuk menebarkan Injil dengan mempergunakan sumber daya audiovisual generasi terbaru, berupa gambar, video, fitur animasi, blog, dan situs internet, yang jika digabungkan dengan cara-cara tradisional dapat membuka cakrawala baru untuk dialog, dan penyebaran ajaran Injil,” katanya.

Penggunaan email atau berselancar di dunia maya saja belum cukup, para pendeta harus mempergunakan teknologi terbaru untuk menyebarkan doktrin dan memimpin para jemaat, demikian bunyi pesan Paus Benediktus yang dirilis oleh Vatikan.

Ia menambahkan bahwa para pendeta harus merespon tantangan pergeseran budaya pada masa kini jika mereka ingin meraih generasi muda.

Namun, Paus Benediktus memperingatkan para pendeta agar tidak melangkah terlalu jauh dan berusaha menjadi bintang dari media baru. ”Para pendeta yang berkecimpung dalam dunia komunikasi digital tidak boleh lebih gandrung kepada media dibandingkan tugas kependetaan mereka,” katanya.

Setelah berpuluh-puluh tahun mewaspadai kehadiran media baru, Vatikan akhirnya memutuskan untuk menceburkan diri.

Tahun lalu, sebuah situs internet baru Vatikan, pope2you.net, diluncurkan, menawarkan sebuah aplikasi yang diberi nama ”temui paus di Facebook”, dan aplikasi lain yang memungkinkan untuk mengikuti perkembangan pidato dan pesan paus lewat iPhone atau iPod.

Paus Benediktus masih mempergunakan cara tradisional. Ia menulis tangan pidato-pidatonya dalam bahasa Jerman, asistennya yang lebih mudalah yang bertugas mengatur pengalihan teks tersebut ke dunia maya.
Ada banyak pendeta yang sudah mempergunakan media online. Salah seorang penasihat Benediktus, Kardinal Crescenzio Sepe, uskup besar Naples, memiliki akun Facebook sendiri, demikian halnya dengan Kardinal Roger Mahony, uskup besar Los Angeles.

Dalam pesan pada hari Sabtu yang bertajuk ”Pendeta dan kepastoran dalam dunia digital: Media baru untuk melakukan pelayanan kepada dunia”, Paus Benediktus menghimbau dilakukannya tindakan khusus terhadap kebudayaan dan keyakinan agama lain.

”Kehadiran di internet memerlukan sensitivitas, karena hal itu juga membuat kita berhubungan dengan penganut ajaran agama lain, orang ateis dan orang-orang dari beragam budaya. Sensitivitas diperlukan bagi orang-orang yang tidak memiliki keyakinan, lemah iman dan memiliki keinginan untuk mengabaikan kebenaran dan hal-hal absolut,” katanya.

Monsinyur Claudio Maria Celli, yang memimpin kantor komunikasi sosial Vatikan, mengatakan bahwa kata-kata paus tersebut ditujukan untuk melakukan refleksi terhadap penggunaan media baru secara positif di kalangan gereja.

”Bukan berarti bahwa semua pendeta harus membuat blog atau situs. Tapi gereja dan para jemaat harus turut menghadapi era digital ini,” kata Celli kepada para wartawan.

Celli, 68, mengatakan bahwa para pendeta muda tidak akan mengalami kesulitan berarti dalam mengikuti pesan-pesan dari paus. Namun, ia melontarkan candaan, ”orang-orang dengan usia tertentu harus berjuang dengan lebih keras.” [adm/suaramedia]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts