Manila - Seorang militan yang dituduh berada di balik serangan bom mematikan di Bali pada tahun 2002 diduga masih hidup dan bersembunyi di Selatan Philipina meskipun laporan sebelumnya menyebutkan bahwa ia telah meninggal dunia, kata seorang pejabat militer Philipina pada Selasa (09/02) kemarin.

"Dulmatin, pemimpin kelompok militan regional Jemaah Islamiyah, tidak terbunuh dalam pertempuran tahun 2008 seperti yang diyakini pihak militer selama ini," kata Kepala Marinir Filipina Mayjen Juancho Sabban.

"Saya percaya, dari apa yang sumber-sumber saya katakan, Dulmatin masih hidup di Sulu," kata Sabban kepada wartawan, merujuk rangkaian pulau di selatan, termasuk Pulau Jolo yang menjadi sarang para pejuang Islam Moro.

Dia juga menyebutkan, militan Jamaah Islamiyah lainnya, yakni Umar Patek juga dipercaya bersembunyi di Kepulauan Sulu dan dilindungi oleh Kelompok Abu Sayyaf (ASG), kelompok yang oleh pihak-pihak intelijen diduga terkait dengan jaringan Al-Qaeda.

Dulmatin, yang dituduh membantu perencanaan Jamaah Islamiyah dan melaksanakan aksi pengeboman di Bali yang menewaskan 202 orang di tahun 2002, semula dipercaya tewas oleh serangan pihak militer di Philpina selatan, Januari 2008 lalu. Namun tes DNA terhadap jenazah lelaki yang tewas tersebut diragukan bahwa orang itu adalah Dulmatin.

Umar Patek dan Dulmatin seperti kebanyakan warga indonesia yang memiliki lebih dari satu nama, bersembunyi di hutan Philipina bersama kelompok Abu Sayyaf sejak tahun 2003, ungkap pejabat intelijen Philipina. Departemen Luar Negeri Amerika Serikat telah menawarkan hadiah 10 juta dolar AS bagi yang dapat memberi tahu informasi keberadaan atau membantu penangkapkan dari Dulmatin, dan 1 juta dollar AS untuk informasi tentang Umar Patek. [adm/voa-islam]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts