Hasil otopsi terhadap Imam masjid Detroit yang ditembak dalam penyergapan FBI menimbulkan banyak pertanyaan karena menunjukkan 21 tembakan mengenai tubuhnya.

Sejumlah organisasi Islam dan lembaga hak asasi manusia meminta diadakannya investigasi independen terhadap peristiwa ini, demikian laporan USA Today Selasa 2 Februari.

"Ini bahkan buruk dari apa yang pertama kali kami kira," ujar Ron Scott dari Koalisi Detroit Terhadap Kebrutalan Polisi (Detroit Coalition Against Police Brutality).

Luqman Ameen Abdullah, adalah seorang imam masjid lokal di Dearborn dekat Detroit berusia 53 tahun, meninggal setelah ditembak FBI pada 28 Oktober 2009 silam.

Saat itu FBI mendiskripsikan Luqman Ameen Abdullah sebagai seorang pimpinan kelompok 'radikal fundamentalis' yang memiliki tujuan mulia untuk menyebarkan syariah Islam di Amerika.

Sebelumnya kepolisian Amerika dilaporkan mencoba menangkap Luqman Ameen Abdullah dengan tuduhan konspirasi atas penjualan barang curian dan kepemilikan serta penjualan senjata.

Otopsi terhadapnya sebenarnya telah selesai sejak bulan November, namun baru dirilis Senin ini, menunjukkan hasil mengejutkan bahwa Luqman Ameen Abdullah meninggal dengan 21 peluru bersarang di tubuhnya.

Agen FBI mengatakan mereka melancarkan tembakan dan membunuh Luqman Ameen Abdullah setelah dia menembak anjing yang dikirimkan polisi ke rumahnya.

Namun berdasarkan laporan otopsi, saat seorang investigator dari Medical Examiner's Office tiba di tempat kejadian mengatakan bahwa tubuh Abdullah ditemukan tergeletak di lantai di rumah semi triler dengan tangan terborgol di belakang. Dia menerima 21 tembakan, termasuk tembakan di kepala, perut, kantong kemaluan dan punggung.

Selain itu juga terdapat luka lecet di tangan Abdullah dan nampak seperti ditembak juga dari arah belakang.

"Apakah itu berarti seseorang berniat menembaknya dari belakang atau tidak, saya tidak dapat mengatakan. Dia pasti agak miring ke kiri (saat ditembak)," kata pemeriksa dari Wayne County Medical Examiner, Dr. Carl Schmidt.

Aboyami Azikiwe dari Komite Darurat Michigan (negara bagian kota Detroit, red) terhadap perang dan ketidakadilan menyebutkan bahwa kematian Abdullah sebagai "pembunuhan yang telah ditargetkan".

"Setelah mereka menembaknya, mereka melemparnya di truk seperti seekor anjing," ujar Aboyami Azikiwe. Menurutnya, investigasi perlu dilakukan agar hal serupa tidak terjadi di masa yang akan datang.

Setelah rilis hasil otopsi tersebut, kelompok Muslim dan para politisi meminta dibentuknya tim investigasi independen dalam penyergapan yang dilakukan FBI tersebut, demikian laporan the Detroit Free Press.

"Hasil yang kami lihat sejauh ini sangat mengganggu dan kami akan mengadakan investigasi lebih lanjut," kata Dawud Walid, direktur eksekutif Council on American-Islamic Relations Michigan.

"3 tembakan di daerah kemaluan, rahang yang patah dan sebuah peluru di punggung. Kami tidak tahu bagaimana dia bisa mendapatkannya. Jika dia dibunuh secara instan, kenapa tubuhnya ditemukan dengan tangan terborgol di belakang."

Walid mengatakan CAIR, kelompok Islam terbesar di Amerika tengah meminta kopi dan gambar hasil otopsi dan meminta pathologis/ahli forensik independen untuk menilai ulang hasil otopsi.

Hasil temuan peluru di anjing milik polisi juga akan dicek apakah dia tewas dari peluru senjata non-polisi sebagaimana dikatakan FBI.

Komite Yudisial Detroit yang dipimpin John Conyers juga meminta Departemen Kehakiman untuk membentuk tim investigasi independen atas kasus ini. [adm/muslimdaily]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts