Jerman - Jerman hari Senin mengumumkan rencana pembukaan program pelatihan untuk mahasiswa yang ingin menjadi pemimpin spiritual Muslim, atau imam. Demikian kata lembaga akademik tertinggi negara itu (30/1).

Dewan Ilmu Pengetahuan dan Humaniora Jerman, yang terdiri dari para pejabat senior pemerintah dan profesor, meminta agar institut-institut teologi Islam dibuka di dua atau tiga universitas, sebagai pelopornya.

Menteri Pendidikan Jerman Annette Schavan menyambut baik keputusan tersebut.

"Pelatihan guru-guru agama Islam dan pendirian studi Islam... adalah bagian dari kebijakan integrasi yang penting dalam sebuah masyarakat modern," kata Schavan.

Dewan itu sebelumnya selama dua tahun lebih telah mengkaji laporan yang memfokuskan pada reformasi pengajaran teologi di universitas-universitas Jerman, khususnya agama Kristen, Yahudi, dan Islam.

Sekarang ini, studi Islam di universitas-universitas Jerman lebih fokus mempelajari bidang-bidang netral, seperti sejarah dan seni. Ada satu departemen yang telah dibuka di sebuah universitas Jerman di kota Muenster, tapi hanya untuk melatih guru-guru yang mengajarkan Islam kepada anak-anak.

Departemen kecil itu menawarkan kursus Al-Quran dan beberapa topik lainnya. Saat ini, kebanyakan guru di sekolah Jerman yang mengajarkan Islam kepada anak-anak, dilatih di Turki.

Sementara itu di dunia Islam, studi teologi yang menggunakan metode akademis ala Barat dinilai tidak cocok, terutama yang berkaitan dengan bidang sejarah dan filsafat, karena doktrinnya selalu berubah dari waktu ke waktu.

Bekir Alboga, jurubicara untuk komite koordinasi organisasi-organisasi Muslim mengatakan kepada harian Jerman Sueddeutsche Zeitung, paling tidak dalam tahap-tahap awal "Kelompok-kelompok Muslim ingin dilibatkan dalam menentukan siapa yang akan memberikan pelatihan dan apa materi yang akan disampaikannya."

Saat ini Jerman adalah rumah bagi sekitar 4 juta Muslim dari total populasi Jerman yang hanya 80 juta jiwa. [adm/hidayatullah]

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya

Recent Posts